Misi PBB tersebut memperingatkan mengenai konsekuensi ekonomi dan lingkungan hidup sebagai akibat dari kerusuhan itu dan kerusakan di Daerah Bulan Sabit Minyak, dan mendesak semua kekuatan di lapangan agar bekerja sama guna memungkinkan awak pemadam memadamkan api.
Misi tersebut kembali menyampaikan seruannya bagi gencatan senjata, termasuk serangan udara --yang mengancam akan menambah luas konflik itu.
"Serangan ini adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB mengenai Libya. Minyak Libya milik semua warga Libya dan urat nadi ekonomi negeri itu," kata misi tersebut, Sabtu (26/12) sebagaimana dikutip Xinhua.
UNSMIL juga mengutuk serangan oleh beberapa pria tak dikenal yang bersenjata pada Kamis (25/12) terhadap satu pembangkit listrik di dekat Kota Sirte.
Sejak 13 Desember, anggota Fajar Libya telah melancarkan operasi militer yang diberi nama "Operasi Matahari Terbit untuk membebaskan semua ladang dan pelabuhan minyak", yang bertujuan merebut daerah Bulan Sabit Minyak.
Daerah Bulan Sabit Minyak meliputi sekelompok kota besar di antara Kota Benghazi dan Sirte. Wilayah tersebut memiliki cadangan minyak terbesar di negara itu, selain Pelabuhan Sidra, Ras Lanuf dan Brega,
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014