Washington (ANTARA News) - Jejaring online Microsoft untuk konsol gaming Xbox pulih kembali untuk hampir sepenuhnya beroperasi lagi Jumat waktu AS setelah sebuah serangan peretasan terkoordinasi pada Hari Natal menyerang sejumlah situs, sedangkan jejaring online PlayStation milik Sony masih tak bisa berfungsi.

Gangguan itu mulai terjadi pada Hari Natal, kata PlayStation dan Xbox vis Twitter seperti dikutip AFP. Keduanya berjuang keras memungsikan kembali layanannya.

Sebuah pesan yang tertera pada laman status Xbox Jumat pagi waktu AS telah menaikkan status layanan ke "limited" (terbatas) yang menandakan tim teknik telah mulai berhasil memulihkan operasi dan menjejak masalahnya.

Sebaliknya, PlayStation meminta penggunanya untuk bersabar. "Kami tengah memulihkan layanan jaringan secara penuh untuk semua platform, terima kasih atas kesabaran Anda," kata PlayStation dalam Twitter.

Satu pengguna baru Twitter bernama "Skuat Kadal" mengaku bertanggung jawab atas serangan siber itu, dengan mengklaim punya kaitan kebangsaan.

Nama penyerang sama dengan peretas yang membobol Sony beberapa waktu lalu, kendati tak mungkin bisa memerifikasi keaslian akun Twitter. Akun ini sendiri hanya aktif Rabu waktu AS.

Belum lama bulan ini Sony mengalami serangan siber canggih yang sukses mencuri banyak sekali data dari server-servernya.

AS menuduh Korea Utara sebagai pelakunya karena negara ini dianggap marah atas ditayangkannya film produksi Sony, The Interview, yang memparodikan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.

Setelah membatalkan pemutaran perdana film ini 25 Desember, Sony lalu merilis secara terbatas di sejumlah kecil bioskop di AS, serta lewat online, antara lain Xbox dan PlayStation.

Pada akun Twitter, @PlayStation, Sony berkata, "Kami khawatir sejumlah pengguna telah melogin ke PSN, para teknisi tengah menyelidikinya."

Sehari setelah kekacuan itu dimulai, @AskPlayStation memposting, "Teknisi-teknisi kami terus berusaha keras memulihkan masalah jejaring yang dialami para pengguna hari ini. Terima kasih atas kesabaran Anda!"

Para analis mengatakan koneksi langsung dengan serangan ke Sony Pictures tak mungkin ada, karena serangan kali ini seperti berasal dari para amatir yang mencari ketenaran.

"Waktu serangan menunjukkan bahwa ini adalah serangan yang kami masukkan ke kategori remaja yang ingin tenar," kata Pierre Samson dari Lingkaran Keamanan dan Sistem Informasi Eropa.

"Kemungkinannya sangat kecil bahwa ada kaitan langsung dengan serangan terhadap Sony Pictures, Anda bisa dengan sangat mudah memesan serangan ke layanan online dengan dana yang tak besar."

Dia mengatakan ribuan peretasan serupa diluncurkan setiap hari, kendati tidak selalu efektif.

Kendati kaitan langsung antara The Interview dan gangguan layanan pada dua laman ini tidak bisa dipastikan, para gamer justru yakin memang ada kaitannya.

"Saya menyalahkan film terkutuk The Interview," tulis seorang pengguna dengan nama akun "as2009man" dalam forum komunitas PlayStation. "Ini adalah balasannya."

Poster lainnya dalam forum yang sama menyebutkan bahwa si pengguna kesal oleh kerentanan dunia game yang berulang kali diserang virus denial of service.

Para gamer juga membanjiri Twitter untuk mengungkapkan keputusasaannya.

"Setelah Natal ini, #lizardsquad akan selamanya ada di daftar nakal," kata salah satu dari mereka.

Serangan siber hebat terhadap PlayStation pernah terjadi pada 2011 yang mengakibatkan data 77 juta pelanggannya dicuri sehingga para pelanggan tak bisa bermain game secara online dan memaksa Sony mematikan jejaringnya selama lebih dari tiga pekan, demikian AFP.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014