Ternate (ANTARA News) - Warga sejumlah kelurahan di lereng Gunung Gamalama, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), kesulitan air bersih karena bak penampungan air hujan yang selama ini menjadi sumber air bersih telah tercemar abu vulkanik erupsi Gunung Gamalama.
"Di wilayah kami memang ada jaringan air bersih dari PDAM, tetapi airnya tidak lancar, hingga selama untuk memenuhi kebutuhan air bersih, banyak mengandalkan air hujan yang ditampung di bak," kata salah seorang warga Kelurahan Tongole, Muhammad Hasyim di Ternate, Sabtu.
Tetapi, sejak erupsi Gunung Gamalama pekan lalu, air hujan di bak tidak bisa lagi dipakai untuk memenuhi kebutuhan air bersih khususnya memasak dan meminum, karena tercemar dengan abu vulkanik erupsi Gunung Gamalama.
Hasyim mengharapkan PDAM Ternate memperbaiki jaringan air bersih ke kelurahan mereka agar air bisa mengalir dengan lancar ke seluruh rumah warga.
Warga yang kesulitan mendapatkan air bersih terjadi di tiga kelurahan yang berada di lereng Gunung Gamalama Kota Ternate, yakni Marikurubu, Tongole dan Moya.
Letusan yang terjadi pekan lalu tersebut tak hanya mengakibatkan kota Ternate diselimuti abu vulkanik, namun letusan gunung api itu kini mengakibatkan warga yang tinggal di lereng Gunung Gamalama mengalami krisis air bersih.
Namun, untuk saat ini, karena warga sangat membutuhkan air bersih, maka sambil menunggu pembenahan jaringan air bersih ke kelurahan yang berada di ketinggian, PDAM harus mendrop air bersih menggunakan tanki.
Sementara itu, Dirut PDAM Kota Ternate Syaiful Djafar ketika dihubungi mengatakan, sejak terjadinya letusan gunung api Gamalama hingga mengeluarkan abu vulkanik, semua pelanggan menggunakan air PDAM untuk menyiram abu yang jatuh di pekarangan rumah, akibatnya terjadi kekurangan pasokan air.
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014