Sidoarjo (ANTARA News) - Polres Sidoarjo pada Kamis memanggil tiga orang saksi untuk dimintai keterangan terkait ledakan pipa gas Pertamina di dekat pusat semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc di Porong, Sidoarjo yang terjadi Rabu (22/11) malam.
Dari tiga saksi itu, dua diantaranya adalah pekerja yang menjadi saksi mata tragedi itu dan seorang karyawan Lapindo Brantas Inc bagian keselamatan, Latif.
"Sejumlah saksi lainnya termasuk sejumlah anggota Polda Jatim yang berada di sekitar TKP juga akan kami mintai keterangan," kata Kasat Reskrim Polres Sidoarjo AKP Leonardus Simarmata, SiK, S. Sos.
Saksi kunci tragedi ini yang juga akan dimintai keterangan adalah salah seorang karyawan Pertamina yang bertugas menutup kran pipa gas di Permisan, Jabon, tak lama setelah kejadian.
Sebenarnya polisi sudah melakukan jemput bola dan meminta karyawan Pertamina itu untuk datang ke Mapolres Sidoarjo guna dimintai keterangan.
"Namun yang bersangkutan tidak kooperatif, terpaksa kami akan memanggil secara resmi," kata Leonardus Simarmata.
Keterangan karyawan Pertamina itu, katanya, sangat penting untuk menyelidiki sebab-sebab ledakan. Keterangan sementara yang berhasil dikumpulkan aparat kepolisian, bahwa kran pipa gas itu ditutup setelah terjadi ledakan, bukan sebelum ledakan.
"Kami juga masih mengusut siapa yang bertanggungjawab atas pipa gas Pertamina itu," katanya.
Pihak yang bertanggungjawab atas pipa gas Pertamina itu bisa saja bakal dijerat menjadi tersangka, bila hasil penyelidikan disimpulkan yang bersangkutan lalai dan mengakibatkan ledakan yang membuat banyak jatuh korban jiwa.
"Pipa gas itu kan ada yang bertanggungjawab. Ada yang merawat dan mengawasinya. Mereka ini yang masih kami telusuri," kata Leonardus Simarmata.
Polisi sudah membuat laporan atas terjadinya ledakan itu. Sementara, para korban, baik korban tewas maupun luka, juga sudah dimintakan visum.
"Kasus ini masih kami selidiki. Kami akan memeriksa saksi sebanyak mungkin untuk mengumpulkan data dan bukti pendukung," katanya.
Data di Polres Sidoarjo, akibat ledakan itu tercatat sedikitnya delapan orang tewas, setelah penemuan satu korban lagi Kamis malam, kemudian 15 orang luka-luka dan lima orang hilang atau belum ditemukan keberadaannya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006