Jakarta (ANTARA News) - Polri sedang menelusuri pembuat dan pengunggah video di YouTube yang berisi pernyataan seorang pria, yang mengaku anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dan menantang TNI serta Polri untuk menghadapi gerakan itu di medan perang.
Pria yang disebutnya sebagai Abu Jandal itu menantang Indonesia yang ditudingnya ingin membantu Amerika Serikat memerangi ISIS. Pria itu menantang aparat keamanan Indonesia dengan pernyataan kerasnya dalam Bahasa Indonesia yang begitu fasih.
"Video tersebut bisa dibuat oleh siapa saja. Kami berupaya menelusuri siapa pembuatnya," kata Karopenmas Divhumas Polri Kombes Pol Agus Rianto, di Jakarta, Jumat.
Ia pun mengaku merasa khawatir terkait isi video tersebut. Pihaknya pun berupaya meningkatkan kewaspadaan jajaran Polri agar tidak terpengaruh isu-isu yang bisa mengganggu kamtibmas.
"Anggota yang bertugas di pos agar lebih aktif lagi mengawasi lingkungan. Dari lima orang yang bertugas, biasanya dua orang tidur, tiga orang berjaga. Upayakan yang berjaga empat orang, hanya satu orang yang tidur," katanya.
Agus juga meminta masyarakat untuk membantu Polri memberikan informasi bila mengetahui adanya kegiatan di lingkungan sekitar mereka yang mencurigakan.
Jagad dunia maya dihebohkan dengan adanya tayangan video berdurasi 4 menit satu detik yang diunggah ke situs Youtube pada Kamis (25/12).
Dalam video tersebut, seorang pria berjanggut dan mengenakan pakaian serba hitam yang disebut dalam judul video, bernama Abu Jandal, menantang panglima TNI, Polri termasuk Densus 88 dan Barisan Anshor Serbaguna (Banser) untuk turun ke medan perang. Ia mengatakan pihaknya tidak gentar untuk membela tegaknya syariat Islam di muka bumi.
"Pesan ini saya tujukan kepada Moeldoko Panglima TNI, Polri, Banser, kami menunggu kedatangan kalian. Kami telah mendengar bahwa kalian menginginkan untuk membantu pasukan koalisi untuk melenyapkan daulah khilafah ini," katanya.
Video yang direkam di sebuah ruangan itu pun berisi ancaman bahwa mereka tidak segan untuk membantai para aparat yang turut bergabung dengan negara Barat dalam memerangi ISIS.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014