Subang, Jawa Barat (ANTARA News) - Pemerintah siap menyelesaikan berbagai kendala untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu tiga tahun mendatang, termasuk permasalahan mendasar berupa rusaknya saluran irigasi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
"Setelah kami mengunjungi 14 provinsi di Indonesia, ada lima persoalan yang dialami sektor pertanian di mana yang pertama adalah saluran irigasi di seluruh Indonesia mengalami kerusakan," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman, saat menyampaikan sambutannya pada penyerahan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara di Subang, Jawa Barat, Jumat.
Amran mengatakan kerusakan pada saluran irigasi baik primer, sekunder dan tersier tersebut, kurang lebih sebanyak 52 persen dari saluran irigasi di Indonesia, yang dalam kurun waktu 20 tahun terakhir belum pernah ada perbaikan.
"Presiden telah mengeluarkan Perpres 172/2014, dan saluran irigasi pada tahun 2015 mendatang akan kami perbaiki, kurang lebih untuk satu juta hektare di seluruh Indonesia. Kami akan perbaiki secara bertahap," ujar Amran.
Selain permasalahan saluran irigasi tersebut, Amran menjelaskan masalah pupuk dan juga benih mengancam rencana pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Namun pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Permasalahan pupuk, itu bermasalah terkait distribusi di lapangan dan terkadang tidak cukup. Sementara serapan benih pada tahun 2014 hanya 20 persen, ini membuat produksi dari para petani kita mengalami penurunan," ujar Amran.
Terkait permasalahan tersebut, Amran menambahkan, Kementerian Pertanian akan memberikan pupuk gratis sebanyak 57.000 ton, dan bantuan benih gratis untuk lima juta hektare sawah di seluruh Indonesia.
"Selain itu juga ada permasalahan 'alsintan' (alat dan mesin pertanian) dan kurangnya penyuluh bagi para petani," tambah Amran.
Untuk alat pertanian, Kementerian Pertanian berencana untuk memberikan sebanyak 61.000 unit, dan khususnya untuk wilayah Jawa Barat, sudah disalurkan sebanyak 1.099 unit.
Terkait dengan kekurangan penyuluh sebanyak 21.000 orang, Amran telah melakukan MoU dengan TNI.
"Penyuluh, kami kekurangan penyuluh 21.000 orang, namun sudah MoU dengan TNI, dimana Babinsa se-Indonesia ada 52.000 orang, dan saat ini kami sudah kerja sama di lapangan dengan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) untuk menyelesaikan dan memantau perkembangan untuk menuju swasembada pangan tiga tahun kedepan," kata Amran.
Amran menambahkan langkah lain yang telah diambilnya adalah dengan direalisasikannya dana kontingensi kurang lebih Rp600 miliar. Dana tersebut disalurkan menjadi traktor untuk para petani di Indonesia.
"Traktornya telah diterima 100 persen di 14 provinsi, selain itu, kami melakukan re-focusing anggaran yang rencananya diperuntukkan untuk bangunan pada 2015, tapi kami alihkan untuk pertanian sebesar Rp4,1 triliun, sementara pada RAPBN-P 2015 kami usulkan Rp20 triliun," ujar Amran.
Pemerintah berencana untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu tiga tahun ke depan, dan berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2013 lalu, produksi padi sebesar 71,28 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 2,22 juta ton atau sebesar 3,22 persen jika dibandingkan tahun 2012 lalu.
Sementara untuk produksi padi tahun 2014 (ARAM I) diperkirakan sebesar 69,87 juta ton GKG, menurun 1,41 juta ton atau 1,98 persen dibandingkan tahun 2013.
Penurunan produksi diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen 265.310 hektare atau sekitar 1,92 persen dan produktivitas sebesar 0,03 kwintal per hektare atau sebesar 0,06 persen.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014