"Upaya rakyat Aceh yang luar biasa untuk membangun kembali dengan lebih baik apa yang telah dihancurkan oleh gelombang tsunami, dengan dukungan masyarakat internasional, telah memberikan hasil yang besar," kata Gunilla Olsson Kepala Perwakilan UNICEF di Indonesia dalam siaran pers yang diterima Antara News.
"Rekonstruksi berdasarkan prinsip 'Membangun dengan Lebih Baik' telah memberikan kesempatan yang lebih baik bagi anak-anak untuk tumbuh sehat dan mengembangkan potensi mereka."
Bagi UNICEF, upaya tanggap darurat tsunami, terutama di Aceh, yang menewaskan 170.000 orang dan meratakan daerah pesisir seluas 800 kilometer ialah salah satu operasi kemanusiaan terbesar dalam sejarah organisasi itu.
Berkat dukungan dan kontribusi keuangan dari individu dan korporasi seluruh dunia dalam skala yang belum pernah ada, senilai 336 juta dolar untuk membantu Aceh.
Setelah bencana terjadi, UNICEF membantu menyelamatkan anak-anak dari kematian dan penyakit, membantu bangkit dari trauma, membuat mereka kembali bersekolah, serta menyatukan mereka kembali dengan orang tua dan wali.
Setelah itu, UNICEF berfokus pada penguatan sistem kesehatan dan pendidikan, perlindungan anak dan kesiapan darurat bencana.
"Banyak pelajaran yang telah dipetik dari upaya membangun kembali dengan lebih baik, yang telah diaplikasikan pada upaya tanggap darurat lain. Indonesia sekarang diakui terdepan di kawasan ini dalam mempromosikan pengangguran risiko bencana," kata Olsson.
Dari tanggap darurat ke pembangunan jangka panjang
Ketika upaya tanggap darurat mulai berkurang, kegiatan beralih ke pembangunan jangka panjang.
UNICEF mengklaim berupaya memperkuat layanan kesehatan publik dan penguatan kegiatan imunisasi rutin, promosi ASI dalam situasi darurat, dan pemberantasan malaria.
Berdasarkan prinsip 'Membangun Kembali dengan Lebih Baik', UNICEF membangun 345 gedung sekolah yang tahan gempa dan ramah anak serta melatih guru-guru dalam kesiapan darurat bencana.
UNICEF juga mendukung pembentukan Layanan Perempuan dan Anak di kantor polisi dan pendirian Pengadilan Remaja ramah anak yang menjadi inspirasi bagi reformasi perundangan tentang peradilan anak di Indonesia.
Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014