Jakarta (ANTARA News) - Tenaga ahli pengkaji bidang sistem menajemen nasional pada Lembaga Ketahanan Nasional RI Laksda TNI Untung Suropati menilai peringatan 10 tsunami Aceh menyadarkan kita bahwa potensi bencana tsunami tidak bisa diabaikan.
"Peringatan 10 tahun tsunami Aceh menyadarkan memang ada potensi bencana yang tidak bisa diabaikan begitu saja," kata Untung saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Untung yang pernah menjadi Komandan Satuan Tugas Patroli Maritim Pantai Barat Samudera Hindia ketika tsunami Aceh itu terjadi menilai Indonesia masuk dalam kawasan cincin api.
Kondisi geografis itu, menurut dia, menyebabkan Indonesia harus lebih waspada terhadap potensi bencana alam.
"Ini menjadi momentum agar Indonesia lebih waspada dan siap menghadapi bencana, jangan sampai kejadian di 2004 terjadi lagi," ujarnya.
Dia menceritakan bencana tsunami Aceh tahun 2004 tidak bisa terdeteksi lebih dini sehingga menimbulkan korban jiwa yang banyak.
Selain itu, menurut dia, ketika tsunami di Aceh terjadi, masyarakat belum paham cara penanganan dini saat terjadi bencana tsunami.
"Ketika bencana tsunami Aceh terjadi ada masyarakat yang pergi ke pantai untuk mengambil ikan padahal potensi bencana besar ketika itu," katanya.
Dia menceritakan ketika dirinya menjabat Komandan Satuan Tugas Patroli Maritim Pantai Barat Samudera Hindia saat bencana tsunami Aceh langsung mendapat perintah dari Kepala Staf Angkatan Laut dan Panglima Armada Barat untuk memberi bantuan kepada warga.
Menurut Untung, saat itu dirinya membawa dua Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Teuku Umar dan KRI Cut Nyak Dien langsung membawa bantuan logistik kepada para warga.
"Setelah tahu kejadian itu (tsunami Aceh), KRI diisi logistik, pakaian bekas, termasuk obat-obatan. Dan juga beberapa peralatan berat yang dibutuhkan serta membawa tenaga medis dari Korem Sibolga," ujarnya.
Dia menceritakan ketika itu Aceh menjadi daerah operasi militer sehingga sempat ingin melakukan bantuan tembakan kapal untuk memastikan wilayah memasok bantuan tetap aman.
Namun, menurut dia, langkah itu tidak jadi dilakukan karena setelah mengirim tim ke darat, ternyata kondisi aman.
"Kami saat itu tidak tahu situasi setelah terjadi bencana tsunami karena dari laut terlihat gelap gulita, tidak ada tanda-tanda kehidupan," katanya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014