Kesenian yang didukung puluhan seniman tersebut membawakan fragmen tari yang berjudul Hening. Kisah ini menceritakan turunnya bidadari dari kahyangan ke alam semesta untuk menyeimbangkan bumi ini.
Menurut Manager Sanggar Seni Bona Alit Ngurah Dwi pementasan kali ini sebagai suguhan yang cukup menarik dalam mengisi ajang seni budaya bertajuk "Timeless Indonesia Festival (TIF)" 2014.
"Kesempatan ini kami manfaatkan untuk memberi suatu ruang seni kepada wisatawan maupun masyarakat setempat untuk mendapatkan tontonan yang spektakuler," katanya.
Ngurah Dwi lebih lanjut mengatakan dalam pergelaran tersebut wisatawan dan pengunjung mendapatkan suguhan yang totalitas antara gerak seni dan instrumen kolaborasi tradisional dengan modern.
"Pada penghujung acara pentas budaya tersebut ditampilkan tari Kecak. Tarian ini sebagai garapan yang menarik dan sebagai suatu simbolis untuk memberi suatu keseimbangan alam nyata dengan alam gaib," katanya.
Michael, seorang wisatawan asing mengaku senang menonton kesenian dari Sanggar Bona Alit, sebab kolaborasi antara penari dengan penabuh melahirkan suatu sentuhan seni yang luar biasa.
"Kesenian ini luar biasa, penataan tabuh dan musik modern menjadi satu dalam kesenian yang adi luhung," katanya.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014