Bengkulu, (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu membentuk desa penyuluhan kehutanan pedesaan yang mengarah ke model Desa Konservasi untuk mencegah meluasnya kerusakan hutan konservasi. Tahap pertama model Desa Konservasi itu akan diterapkan di Desa Kungkai Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, karena 30 persen dari 1.500 hektare kawasan konservasi di daerah itu sudah rusak, kata Kepala Bagian Pengendalian Ekosistem Hutan BKSDA Bengkulu Ika Budianti, Kamis (23/11). Kabupaten Seluma mempunyai hutan konservasi Pasar Ngalam di Kecamatan Talo, kerusakan itu kini semamin meluas dan harus dicegah, salah satunya dengan penerapan Desa Konservasi. Menurut dia, melalui Desa Konservasi itu diharapkan masyarakat di sekitar hutan semakin sadar untuk menjaga kerusakan kawasan konservasi. "Kita sengaja memilih Desa Kungkai Baru karena di daerah tersebut kerusakan hutan sudah sangat parah akibat dirambah masyarakat dan dijadikan perkebunan sawit," ujar Ika Budianti. Masyarakat yang ada di sekitar lokasi akan diberikan penyuluhan dan pengetahuan tentang pentingnya hutan untuk kehidupan masyarakat dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaganya. Jika di Desa Kungkai berhasil, model Desa Konservasi akan diperluas ke desa-desa lainnya, namun hingga kini belum ditetapkan. Ketika ditanya, ia menjelaskan, BKSDA belum punya rencana untuk membentuk Desa Konservasi di Bukit Kaba, Rejang Lebong karena hutan di daerah itu masih tergolong utuh dan kerusakannya belum parah. Ika mengatakan, tujuan lain dibentuknya Desa Konservasi agar BKSDA berhasil dalam pemberdayaan masyarakat dan penghijauan kawasan gundul. Sementara itu Said Jauhari, calon pengendali ekosistim hutan, BKSDA Bengkulu mengatakan, dibentuknya Desa Konservasi di Desa Kungkai Baru agar masyarakat di sana tertantang dan mau menjaga kawasan hutan sehingga kerusakan tidak meluas. Masyarakat di sana akan dibina dan diberi pelatihan cara dan bagaimana mengendalikan kerusakan hutan," ujarnya.(*)
Copyright © ANTARA 2006