Surabaya (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan, peristiwa meledaknya pipa gas milik Pertamina didekat pusat semburan lumpur panas Lapindo Brantas Inc, akibat terjadinya penurunana tanah (land subsident)di sekitar lokasi tersebut.
Purnomo mengungkapkan hal itu kepada wartawan, usai melakukan rapat koordinasi tertutup dengan Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (PSLS), Muspida Jatim dan jajaran instansi terkait di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Kamis.
"Penurunan tanah terjadi hingga dua meter dan menyebabkan tanggul utama penahan lumpur ikut turun hingga mengenai pipa gas," tutur Purnomo yang juga Ketua Timnas PSLS.
Saat memberikan keterangan pers, Purnomo didampingi Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri LH Rachmat Witoelar, Menteri Kelautan Freddy Numberi, Gubernur Jatim Imam Utomo, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Syamsul Mappareppa, dan Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S Sumawiredja.
Purnomo menjelaskan, indikasi terjadinya pergeseran tanah sudah terpantau Timnas PSLS sejak Senin (20/11) lalu di kilometer 38,4 jalan tol Surabaya-Gempol, ruas Porong-Gempol.
"Melihat tanda-tanda itu, Timnas langsung memutuskan jalan tol ditutup total dan hanya petugas Timnas serta kontraktor yang diperbolehkan masuk," ungkapnya.
Percepatan pergesaran tanah makin terasa pada Rabu (22/11) sore sekitar pukul 16.00 WIB di sekitar tanggul utama dekat pusat semburan lumpur panas. Sekitar pukul 20.11 WIB, tanggul utama mengalami penurunan sekitar dua meter dan mengenai pipa gas yang tertanam di bawahnya hingga pecah dan meledak.
Tekanan gas dalam pipa yang saat kejadian mencapai 440 Psi, langsung keluar dan terbakar hebat disertai ledakan. "Akibatnya, pasokan gas ke sejumlah industri langsung terhenti," paparnya.
Untuk normalisasi pasokan gas, Purnomo sudah melakukan koordinasi dengan BP Migas dan Pertamina. Khusus pasokan gas kepada PGN yang memiliki sekitar 260 pelanggan industri, dijadwalkan sudah bisa teratasi Jumat (24/11) dengan memanfaatkan jalur pipa dari Stasiun Gas Porong.
"Sementara untuk pasokan gas ke PT Petrokimia Gresik dan PLN, perlu waktu sekitar tiga pekan, karena harus pasang pipa `bypass` sepanjang tiga kilometer. Untuk sementera, pasokan gas kedua perusahaan itu diambilkan dari Kodeco," tambah Purnomo.
Pada kesempatan itu, Menteri ESDM memastikan korban tewas dalam peristiwa ledakan pipa gas itu sebanyak tujuh orang dari petugas Jasa Marga, Kepolisian, TNI dan kontraktor. Selain itu, sebanyak 12 korban mengalami luka-luka, tujuh diantaranya masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Sidoarjo dan Surabaya.
"Hingga saat ini, masih ada empat korban lagi yang belum ditemukan. Tim SAR dari TNI, Polri dan relawan Mahameru terus berusaha mencari keempat korban tersebut," ujarnya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S Sumawiredja pada kesempatan sama menambahkan, lokasi terjadinya ledakan pipa gas sudah disterilkan dari masyarakat umum sejak Senin (20/11), sehingga korban yang jatuh adalah petugas lapangan, baik polisi, TNI, Jasa Marga, maupun kontraktor.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006