Mataram (ANTARA News) - Banjir yang terjadi sejak Selasa (23/12) malam menggenangi 876 rumah warga di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, menyusul jebolnya tanggul air di Lingkungan Gindi, Kelurahan Jatiwangi.
Candra, anggota Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) Lokal Bima saat dihubungi wartawan, Rabu, mengatakan data tersebut diperoleh berdasarkan keterangan dari setiap lurah yang desanya dilanda banjir.
"Jumlah keseluruhan rumah warga yang tergenang air sebanyak 876 rumah. Tim Tagana Dinas Sosial Kota Bima saat ini masih berada di lapangan untuk menyalurkan bantuan logistik kepada warga setempat," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini distribusi logistik masih dilakukan Tim Tagana Dinsos Kota Bima di Kelurahan Nae dan Jatiwangi, sedangkan di Kelurahan Sarae dan Melayu, Tim tagana Dinsos kota Bima sudah menyalurkan logistik sejak Selasa (23/12) malam.
"Tim relawan belum bisa menghitung nilai kerugian akibat bencana banjir tersebut. Kami baru mendapatkan data permukiman warga yang dilanda banjir," katanya.
Permukiman warga yang dilanda banjir di Kelurahan Melayu sebanyak 410 rumah, sedangkan di Sarae sebanyak 27 rumah, kemudian di Kelurahan Jatiwangi sebanyak 167 rumah dan di Nae tercatat 167 rumah warga. Di Kelurahan Jatibaru tidak ada rumah yang tergenang air.
Ia mengatakan ketinggian air di permukiman warga yang terendam banjir sudah mulai surut. Sedangkan arus sungai yang mengalir di Kecamatan Asakota sudah kembali normal.
Menurutnya, aktivitas warga bersama tim relawan di lapangan hingga kini masih membersihkan lumpur dan sampah yang masuk ke rumah warga.
Candra bersama rekan Orari lokal Bima memantau perkembangan banjir itu sejak Selasa (23/12) petang. Ia mengatakan bencana itu memang diakibatkan jebolnya sebuah tanggul air di lingkungan Gindi, Kelurahan Jatiwangi.
Pewarta: Dhimas Budi Pratama
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014