Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentara Diraja Malaysia (TDM) sepakat untuk meningkatkan kerja sama memerangi terorisme, selain operasi penanganan bencana, dan operasi kemanusiaan mulai 2007. Demikian salah satu poin yang dihasilkan dalam Sidang ke-2 Komite Tingkat Tinggi Malaysia-Indonesia (Malindo) di Jakarta, Kamis, yang dipimpin oleh Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto dan Panglima TDM Laksamana Tan Sri Datok Sri Mohammad Anwar bin Haji Mohammad Noor. "Jadi fokus kerja sama kami yang selama ini adalah operasi militer, diubah menjadi kerjasama operasi militer selain perang seperti penanganan bencana, operasi kemanusiaan dan anti-teror," kata Djoko Suyanto menjawab ANTARA. Khusus mengenai kerjasama terorisme, Panglima TNI mengatakan, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan pertukaran informasi intelijen dan intensitas operasi intelijen bersama. Ia mengatakan, secara umum meski ada perubahan fokus kerja sama namun kedua negara tetap akan melakukan kerjasama dalam hal latihan gabungan bersama ketiga angkatan masing-masing negara, patroli bersama, pertukaran siswa, dan pengamanan perbatasan melalui pembangunan pos-pos pengaman bersama di sepanjang perbatasan darat RI-Malaysia. Sementara itu, dalam kegiatan tersebut pihak Malaysia mengusulkan agar latihan gabungan bersama antara kedua negara dapat dilakukan sekali dalam tiga tahun dari sebelumnya lima tahun. Selain itu, setiap prosedur-prosedur tetap yang telah disepakati dan diujicoba dalam latihan gabungan bersama dapat segera disesuaikan dengan tingkat ancaman dan kondisi lingkungan strategis kawasan yang dihadapi, kata Panglima TDM Laksamana Mohammad Anwar, kepada ANTARA News. "Kalau lima tahun, terlalu lama. Maka kami mengusulkan menjadi tiga tahun sehingga rancangan dan pola operasi yang dilaksanakan dalam latihan bersama dapat segera disesuaikan dan diaplikasikan dengan kondisi riil yang dihadapi kedua negara," ujarnya. Pihak Malaysia juga sepakat untuk terus meningkatkan pengamanan di perbatasan kedua negara seperti pembangunan pos pengamanan bersama dan pola latihan yang akan memfokuskan operasi militer selain perang. Seluruh program kerjasama itu akan dibawa ke Sidang ke-36 General Border Committee (GBC) Malindo pada Desember 2006 di Jakarta. "Kita akan kaji lagi, untuk menyusun skenario, prosedur tetap, pola, daerah dan obyek latihan," kata Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006