"Indeks dolar AS kembali menunjukkan penguatannya masih didukung oleh outlook kenaikan suku bunga acuan AS," kata Kepala Riset Monex Investindo, Ariston Tjendra.
Di sisi lain, lanjut dia, proyeksi kebijakan moneter bank sentral negara maju seperti Eropa dan Jepang yang masih akan mengadopsi kebijakan suku bunga rendah menambah dukungan terhadap dolar AS untuk berada di area positif di pasar valas domestik.
Penguatan dolar AS, menurut dia, juga ditopang oleh proyeksi produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga Amerika Serikat.
"Data PDB merupakan indikator ekonomi penting untuk mengetahui kesehatan ekonomi suatu negara secara keseluruhan. Hasil yang lebih positif dari proyeksi dapat membantu penguatan nilai tukar negara itu," katanya.
Ia menambahkan Amerika Serikat juga akan merilis data permintaan barang-barang tahan lama, yang jika hasilnya positif akan mengindikasikan peningkatan aktivitas manufaktur dan kondisi itu akan mendukung nilai tukar dollar AS.
Sementara kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa (23/12) tercatat rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.456 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya, Senin (22/12), di posisi Rp12.435 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014