Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menjamin pasokan pupuk bersubsidi, khususnya urea di Jawa Timur (Jatim), akan tetap terpenuhi, meskipun PT Petrokimia Gresik berhenti produksi sementara akibat pasokan gasnya terhenti menyusul adanya ledakan pipa gas di Sidoarjo. "Pasokan (pupuk) masih aman, Insyaallah tidak ada masalah," ujar Dirjen Industri Agro dan Kimia (IAK) Benny Wahyudi di Jakarta, Kamis, menanggapi dampak ledakan pipa gas terhadap industri dan pasokan pupuk di Jatim. Diakuinya, akibat ledakan pipa gas di Sidoarjo tersebut, pabrik PT petrokimia Gresik (Petrogres) berhenti sementara, terutama produksi urea, sedangkan produksi pupuk lainnya seperti ZA, SP-36, dan NPK, masih berjalan. Total produksi pupuk urea Petrogres sendiri mencapai sekitar 460 ribu ton per tahun dengan tanggung jawab pemasaran pupuk urea bersubsidi di sejumlah kabupaten/kota di Jatim, serta bertanggung jawab terhadap pemasaran ZA, SP-36, dan NPK bersubsidi di seluruh Indonesia. Namun, katanya, pasokan pupuk urea bersubsidi di sejumlah kabupaten/kota di Jatim, khususnya yang menjadi tanggung jawab Petrogres relatif aman, apalagi stok pupuk secara nasional berlimpah. "Kebetulan stok lagi banyak, tidak masalah," ujar Benny. Selain itu, ia menilai masih beruntung akibat ledakan pipa gas tidak ada fasilitas produksi Petrogres yang rusak, karena ternyata operasi mesin-mesinnya dapat dimatikan secara normal. "Masalahnya sekarang sampai berapa lama pipa itu akan diperbaiki agar pasokan gas bisa kembali mengalir lagi," katanya. Benny mengaku, belum mengetahui berapa lama Pertamina membutuhkan perbaikan pipa-pipa yang rusak akibat ledakan itu. Menurut dia, tanpa kerusakan pipa saja, sebenarnya pasokan gas di Jawa untuk industri relatif sudah berkurang. Ia juga menyatakan belum bisa merinci berapa industri yang terganggu akibat ledakan pipa gas di Sidoarjo, kecuali yang ia ketahui adalah Petrogres dan pabrik petrokimia lainnya yang menggunakan gas sebagai bahan baku dan bahan bakar.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006