Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal Djoko Suyanto, menyampaikan bela sungkawa dan luka mendalam kepada anggota keluarga TNI yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai, dalam ledakan pipa gas milik Pertamina yang terletak di bawah tanggul penahan lumpur panas Lapindo, Rabu (22/11) malam. "Saya dan keluarga besar TNI menyampaikan luka yang mendalam atas gugurnya beberapa anggota TNI. Saya katakan gugur karena mereka sedang melaksanakan tugas operasi selain perang, yang bobotnya sama dengan tugas operasi lainnya," katanya di Jakarta, Kamis. Berbicara kepada wartawan seusai menghadiri penyematan Bintang Yudha Dharma Utama kepada Panglima Tentara Diraja Malaysia, Laksamana Tan Sri Dato' Sri Mohd. Anwar bin Haji Mohd. Nur, Djoko Suyanto mengatakan pihaknya tetap membantu Pemda setempat selama mereka memerlukan bantuan TNI. "Selama Pemda masih memerlukan bantuan TNI, maka TNI akan tetap melaksanakannya," katanya menjawab pertanyaan apakah TNI akan mengevaluasi operasi selain perang di kawasan bencana lumpur panas Lapindo, menyusul kecelakaan yang menewaskan sedikitnya lima orang itu. Mengenai santunan kepada keluarga korban, Panglima mengemukakan uang santunan harus diberikan kepada mereka. Ledakan pipa gas milik Pertamina yang terletak di bawah tanggul penahan lumpur di sisi selatan jalan tol ruas Porong-Gempol, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (22/11) malam, itu menyebabkan sedikitnya lima orang tewas, belasan orang hilang, dan 13 orang lainnya luka berat dan ringan. Di antara korban yang tewas adalah Komandan Koramill Balongbendo, Sidoarjo, Kapten Afandi, Serda Navis dari Batalyon Zeni Tempur V Brawijaya, dan petugas Jasa Marga, Tri Iswandi. Bencana lumpur panas Lapindo mulai terjadi pada 29 Mei lalu. Sebelumnya, operator buldoser, Yuli Eko Hartanto, juga tewas di lokasi yang sama beberapa waktu lalu. (*)
Copyright © ANTARA 2006