Menurut Dr. Yuda, penderita Alzheimer biasanya bertahan delapan sampai sepuluh tahun dari diagnosis hingga akhirnya meninggal.
Dalam masa itu, care giver tak bisa lepas dari penderita Alzheimer.
Care giver harus menyaksikan perubahan-perubahan yang terjadi oleh penderita. Dari terganggunya fungsi kognitif yang membuat sulit berbicara. Selain itu, gangguan perilaku, perubahan mood, hingga halusinasi. Sampai akhirnya terserang fungsi motorik penderita.
"Dari diagnosis sampai meninggal, dibutuhkan waktu sekitar delapan sampai sepuluh tahun," kata Dr. Yuda, di Jakarta, Senin. "Dengan waktu selama itu, kemungkinan care giver terkena stress cukup tinggi."
"Sebenarnya yang dibutuhkan care giver bukanlah obat, tetapi tempat curhat. Tempat kita bisa merasa senasib seperjuangan."
Ia menimpali, "Maka dari itu, pertemuan untuk para care giver sangat penting. Untuk berbagi dan menerima pengalaman dari para care giver lain. Untuk memberikan dukungan bagi satu sama lain."
Alzheimer paling sering ditemukan pada orang tua berusia sekitar 65 tahun ke atas. Penyakit ini menyerang sel saraf di kotak sehingga mengalami kepikunan dan tida beraktivitas sendiri karena kerusakaan pada otaknya.
Pada stadium lanjut, seluruh aktivitas penderita akan sangat bergantung pada orang lain.
Menurut data yang dikeluarkan Organisasi Kesahatan Dunia (WHO), diperkirakan sekitar satu juta penduduk Indonesia menderita Alzheimer pada 2011. Dan diprediksi mencapai tiga juta penderita pada 2050.
Pewarta: Okta Antikasari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014