Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Kamis pagi, naik mendekati level Rp9.100 menjadi Rp9.125/9.128 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.134/9.143 atau menguat sebesar 15 poin. "Menguatnya rupiah terhadap dolar AS itu, karena pelaku lokal kembali membeli rupiah setelah pasar valas di Jepang dan AS tutup berkaitan dengan libur Thanksgiving," kata Head of Trading PT Bank Niaga Tbk, Noel, di Jakarta. Menurut dia, perburuan rupiah oleh pelaku lokal berlanjut, setelah pelaku asing tidak aktif bermain di pasar akibat tutupnya pasar valas Jepang dan Amerika. Pelaku asing cenderung mengikuti kedua pasar valas itu dan mereka lebih cenderung berdiam diri, sehingga aktifitas pasar domestik didominasi pelaku lokal, katanya. Pelaku asing, ia lebih lanjut mengatakan, sebelumnya melepas dolar AS untuk membeli saham di pasar modal, sehingga tren positif itu kembali memicu rupiah terus menguat, dimana rupiah sebelumnya sempat melemah mendekati level Rp9.200 per dolar AS. "Kami optimis rupiah akan bisa mencapai Rp9.100 per dolar AS, apabila tren positif itu berlanjut," katanya. Jadi menguatnya rupiah, dinilai wajar, karena pasar sangat positip terhadap mata uang lokal itu didukung oleh makin membaiknya kinerja ekonomi makro Indonesia. Namun demikian dolar AS terhadap yen menguat tipis menjadi 116,80 dari sebelumnya 116,70 yang sebelumnya sempat merosot 1 persen menjadi 116,35 dari sebelumnya 117,35, euro turun jadi 1,2935 dari 1.2958, dan euro terhadap yen dari 151,18 jadi 151,10. Melemahnya dolar AS itu juga terlihat adanya keluhan sejumlah pedagang, pesanan ekspor dari AS banyak yang dibatalkan menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi AS makin melambat, katanya. Ia mengatakan pelaku pasar lokal aktif bermain di pasar, sehingga transaksi yang terjadi meningkat tajam dibanding hari sebelumnya, mereka berspekulasi melepas dolar AS. Karena itu, peluang rupiah menguat untuk sesi sore masih besar, apalagi ada kekhawatiran pelaku terhadap ekonomi AS yang cenderung melambat. Tahun 2007 merupakan momentum baru bagi Indonesia lebih aktif untuk mendukung ekonomi nasional tumbuh lebih cepat, apalagi semua sektor berjalan dengan baik. Karena itu, rupiah diperkirakan pada tahun depan akan semakin stabil pada kisaran antara Rp9.100 sampai Rp9.150 per dolar AS, katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2006