London (ANTARA News) - Martin Skrtel menanduk bola pada fase akhir pertandingan untuk menghindarkan Liverpool dari kekalahan lain di Liga Utama Inggris, ketika mereka bermain imbang 2-2 dengan tamunya Arsenal pada Minggu.
Tampil inferior pada sebagian besar jalannya pertandingan, Arsenal memimpin melalui gol-gol dari dua pemain Prancis Mathieu Debuchy dan Olivier Giroud, setelah Philippe Coutinho membawa tuan rumah unggul terlebih dahulu, lapor Reuters.
Namun pemain asal Slovakia Skrtel, yang memerlukan perawatan selama enam menit karena kepalanya berdarah setelah tertendang Giroud, menanduk bola dengan keras dari tendangan sudut Steven Gerrard untuk menggagalkan kemenangan The Gunners dan setidaknya memberi sedikit kegembiraan pra-Natal kepada publik Anfield.
Meski gagal mendulang tiga angka, Arsenal kembali ke peringkat keenam berkat keunggulan selisih gol di atas rival Londonnya Tottenham Hotspur dengan 27 angka dari 17 pertandingan, tertinggal empat angka dari tim peringkat keempat West Ham United yang memegang spot terakhir Liga Champions.
Pemuncak klasemen Chelsea dapat merestorasi keunggulan tiga angkanya atas Manchester City dengan meraih kemenangan di markas Stoke City pada Senin.
Ketika Arsenal kini hanya kalah sekali dari tujuh pertemuan terakhirnya dengan Liverpool, Sunderland meraih empat kemenangan keempatnya secara beruntun atas rival Inggris Timur lautnya Newcastle United setelah gol larut Adam Johnson membawa mereka menang 1-0 pada pertandingan lain yang juga dimainkan pada Minggu.
"Derby Tyne-Wear" di St James Park menampilkan lebih dari 30 sepakan ke gawang, namun pemain kelahiran Newcastle Johnson merupakan satu-satunya yang mampu mencetak gol semenit sebelum pertandingan usai untuk membawa Sunderland meraih kemenangan ketiganya musim ini dan mendongkrak mereka dari zona degradasi.
"Terdapat cara-cara yang berbeda untuk memenangi pertandingan dan untuk memenangi derby, dan saya pikir gol kemenangan di menit terakhir merupakan cara yang istimewa untuk melakukannya," kata pelatih Sunderland Gus Poyet.
Hasil Adil
Liverpool, yang terpuruk di papan tengah, kalah 0-3 di markas Manchester United pada akhir pekan sebelumnya ketika mereka menciptakan cukup banyak peluang.
Kurangnya insting membunuh terlihat kembali menghantui mereka pada Minggu, ketika mereka menikmati 65 persen penguasaan bola dan memiliki jumlah upaya tembakan ke gawang empat kali lebih banyak daripada tim tamu.
Dengan kegagalan untuk mencetak gol maka kesuksesan besar mereka pada musim lalu dengan menang 5-1 atas Arsenal, ketika Daniel Sturridge dan Luis Suarez masih menjadi duet maut, sulit terwujud.
Pada akhirnya mereka memerlukan seorang pemain bertahan untuk mencapatkan satu angka dari seluruh kerja keras mereka.
Bahkan pelatih Arsenal Arsene Wenger mengakui bahwa tiga angka untuk timnya, seandainya Skrtel tidak menyamakan kedudukan, akan menjadi keberuntungan.
"Kami menyesali kemasukan gol dari situasi bola pada menit terakhir, namun secara keseluruhan ini adalah hasil yang adil," kata Wenger kepada Sky Sports.
"Tahun lalu hanya sedikit berada dalam benak kami dan aliran kami tidak berada di sana. Kami bermain dengan sedikit menggunakan rem tangan."
Liverpool benar-benar mendominasi babak pertama namun mereka harus menunggu sampai menit ke-45 sebelum Coutinho menghukum Arsenal karena kalah penguasaan bola, memindahkan bola ke kaki kanannya dan menaklukkan kiper Wojciech Szczesny.
Pertahanan Rapuh
Pertahanan rapuh juga menjadi hal yang mengganggu musim Liverpool, ketika Debuchy menanduk bola untuk menjadi gol penyama kedudukan pada fase akhir babak pertama.
Giroud terlihat akan menjadi penentu kemenangan setelah satu serangan balik Arsenal, mengonversi dari jarak dekat pada menit ke-64 dari umpan tarik Santi Cazorla.
Liverpool harus kehilangan pemain pengganti Fabio Borini yang mendapat kartu merah, namun intervensi Skrtel menjelang pertandingan usai membuat mereka mendapatkan satu angka untuk mengungguli mereka atas rival Merseysidenya Everton, dengan menduduki peringkat kesepuluh dengan koleksi 22 angka.
"Mereka (Arsenal) pada hari ini memiliki tiga tembakan ke gawang, dan kami memiliki 23 tembakan ke gawang," kata pelatih Liverpool Brendan Rodgers kepada Sky Sports. "Dengan penampilan baik, kami kembali ke tempat kami berada selama beberapa tahun terakhir."
Sunderland menang untuk pertama kalinya dari sepuluh pertandingan liga, dan kemenangan ini terjadi di waktu yang sangat tepat.
Johnson, yang sekarang telah mencetak gol dari tiga lawatan terakhirnya ke Newcastle, mencetak gol penentu kemenangan pada menit ke-89 - tidak lama setelah Moussa Sissoko nyaris membawa tuan rumah Newcastle meraih kemenangan.
"Kami sekarang telah menang dalam tiga tahun berturut-turut, mereka pasti membenci saya di sini, tiga kemenangan, tiga pertandingan tanpa kemasukan satu gol pun," tutur Johnson. (RF/A008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014