Selain banjir, 34 rumah di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, terancam longsor
Cilacap (ANTARA News) - Bencana banjir yang melanda Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, meluas, kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap Supriyanto.
"Selain 11 desa di Kecamatan Sidareja, Kedungreja, dan Gandrungmangu, banjir juga melanda dua desa di Kecamatan Kroya," kata Supriyanto di Cilacap, Minggu.
Dia mengatakan bahwa banjir yang melanda tujuh desa di Kecamatan Sidareja sejak Kamis (18/12) malam mengakibatkan 106 keluarga mengungsi ke sejumlah lokasi di antaranya Aula Koramil Sidareja karena genangan air semakin tinggi.
Menurut dia, tujuh desa di Kecamatan Sidareja yang terendam banjir, yakni Tinggarjaya, Sidareja, Gunungreja, Sidamulya, Sudagaran, Margasari, dan Tegalsari dengan ketinggian air berkisar 80-100 centimeter.
"Dini hari tadi, sekitar pukul 02.00 WIB, ada 40 keluarga, sekarang sudah sekitar 106 keluarga," katanya.
Menurut dia, banjir yang melanda tiga desa di Kecamatan Kedungreja, yakni Ciklapa, Bumireja, dan Bangunreja merendam ratusan rumah milik 350 keluarga.
Akan tetapi, kata dia, tidak semua warga yang rumahnya tergenang banjir ikut mengungsi.
Demikian pula dengan banjir di Desa Wringinharjo, Kecamatan Gandrungmangu, belum mengakibatkan terjadinya pengungsian.
Ia mengatakan bahwa banjir di Kecamatan Kroya melanda Desa Mujur dan Mujur Lor dengan ketinggian air berkisar 80-100 centimeter sehingga ada sekitar 400 keluarga yang terdampak.
"Kami sedang ungsikan mereka ke sejumlah lokasi seperti balai desa," katanya.
Lebih lanjut, Supriyanto mengatakan bahwa banjir di Kecamatan Majenang, yang terjadi pada Sabtu (20/12) sudah surut sehingga masyarakat sudah kembali ke rumah masing-masing setelah sempat mengungsi.
Menurut dia, banjir tersebut terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Cikawung di dua titik sehingga merendam 75 rumah di Desa Mulyasari, 15 rumah di Desa Mulyadadi, 50 rumah di Desa Padangsari.
"Selain banjir, 34 rumah di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, terancam longsor. Bahkan, hari ini, ada empat rumah yang kami minta untuk dikosongkan karena ada rekahan," katanya.
Menurut dia, bencana tanah longsor juga melanda beberapa wilayah Cilacap pada Jumat (19/12), antara lain Desa Gunung Telu, Kecamatan Karangpucung, yang mengakibatkan 12 rumah terdampak, satu rumah di antaranya rusak.
Ia mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan bantuan logistik untuk warga yang menjadi korban bencana banjir maupun longsor.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan bahwa hujan ekstrem berpotensi terjadi di Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap dan Banyumas pada bulan Desember hingga Januari yang diperkirakan sebagai puncak musim hujan.
"Kami mengimbau warga yang bermukim di wilayah rawan banjir dan longsor untuk waspada ketika terjadi hujan lebat," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014