Sejak ronde-ronde awal, saya menerapkan permainan ketat dengan tidak memberi kesempatan kepada lawan untuk melancarkan pukulan
Semarang (ANTARA News) - Petinju Indonesia Daud Yordan mengakui bahwa displin menjadikannya mampu mengalahkan petinju Filipina Ronald Ponttilas pada pertarungan perebutan gelar juara WBO Asia Pasifik di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (20/12).
Petinju dengan rekor bertarung 33 kali menang (24 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah tersebut ketika dihubungi dari Semarang, Minggu, mengatakan, disiplin dalam menyerang dan bertahan yang menjadi kunci kemenangannya atas petinju Filipina tersebut.
"Sejak ronde-ronde awal, saya menerapkan permainan ketat dengan tidak memberi kesempatan kepada lawan untuk melancarkan pukulan. Begitu saya menerima pukulan dari lawan, saya berusaha memperkuat pertahanan sehingga tidak banyak pukulan lawan yang masuk," katanya.
Pada pertarungan di Pontianak, tersebut petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat tersebut mampu membuktikan targetnya dengan memukul lawan sebelum ronde ke-10. Pada pertarungan tersebut Daud mampu memukul KO Ponttilas pada ronde kelima.
Dengan kemenangan ini, Daud Yordan berhak mendapatkan gelar baru sebagai juara kelas ringan (61,2 kilogram) WBO Asia Pasifik. Daud Yordan juga masih memegang gelar juara dunia kelas ringan IBO, gelar ini diraih setelah mengalahkan petinju Argentina Daniel Eduardo Brizuela di Australia, beberapa waktu lalu.
Ketika ditanya rencana selanjutnya, petinju kelahiran Sukadana, 10 Juni 1987 tersebut, mengatakan, kemungkinan ia akan kembali naik ring pada Maret 2015. "Saya serahkan semuanya kepada manajemen untuk pertarungan berikutnya. Yang jelas saya akan naik ring kembali pada Maret mendatang," katanya.
Pertarungan melawan Ronald Ponttilas ini merupakan yang pertama bagi Daud Yordan sejak mempertahankan gelar juara dunia kelas ringan IBO dengan mengalahkan petinju Afrika Selatan Sipho Taliwe di Australia, 6 Desember 2013, Daud Yordan belum pernah naik ring atau bertarung kembali hingga sekarang.
Pewarta: Hernawan Wahyudono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014