Banjarnegara (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta memasang lima unit deteksi dini tanah longsor atau "landslide early warning system" (LEWS) di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Hari ini, UGM akan memasang peralatan di Banjarnegara. Dari 10 unit LEWS yang akan dipasang UGM terdistribusi di Banjarnegara sebanyak lima unit serta Kulonprogo, Bandung Barat, Pekalongan, Banyumas, dan Magelang masing-masing satu unit," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers yang diterima Antara di Banjarnegara, Sabtu.
Selain dari UGM, kata dia, sebanyak 10 unit LEWS dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi juga akan dipasang di sejumlah daerah, yakni Wonosobo sebanyak lima unit, Jawa Tengah bagian selatan sebanyak empat unit, serta Magelang satu unit.
Sebelumnya, lanjut dia, UGM bekerjasama dengan BNPB dan Pertamina telah memasang 14 unit LEWS di beberapa tempat, yakni Karanganyar sebanyak dua unit serta Banjarnegara, Situbondo, Sulawesi Utara, Tasikmalaya, Garut, Tanggamus, Argomakmur Bengkulu, Baturaja, Sungai Penuh, Sumatera Utara, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan masing-masing.
Menurut dia, PVMBG juga telah memasang lima unit LEWS di beberapa lokasi, yakni Magelang sebanyak dua unit serta Karanganyar, Purworejo, dan Cilacap masing-masing satu unit.
Ia mengatakan bahwa Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah memasang LEWS di Agam dan Balikpapan masing-masing satu unit, serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memasang LEWS di Garut.
"Semua LEWS tersebut adalah karya anak bangsa Indonesia sehingga perlu diapresiasi dan digunakan. Bahkan, pemerintah Myanmar pernah membeli LEWS produk UGM untuk dipasang di Myanmar pada tahun 2012," katanya.
Sutopo mengharapkan pemerintah daerah yang memiliki daerah rawan longsor memanfaatkan peralatan LEWS karena sangat diperlukan masyarakat.
"Begitu juga dengan dunia usaha melalui program CSR (Corporate Social Reponsibility) dapat juga membangun sistem peringatan dini longsor atau bencana lainnya. Jika selama ini bantuan diberikan saat tanggap darurat maka dapat dialihkan dalam bentuk pencegahan bencana dengan peringatan dini," katanya.
Sementara itu, pencarian korban bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, pada hari ke-8, Sabtu (20/12), kembali dihentikan karena hujan lebat yang terjadi sejak pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan data sementara Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, jumlah jenazah korban bencana longsor Dusun Jemblung yang telah ditemukan sebanyak 93 orang.
Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno mengatakan bahwa operasi pencarian korban longsor Dusun Jemblung akan berlangsung hingga Minggu (21/12) siang yang akan diakhiri dengan pamitan tim "search and rescue" (SAR) gabungan dan sukarelawan kepada masyarakat Dusun Jemblung.
Menurut dia, keluarga korban longsor sangat puas atas upaya yang telah dilakukan secara maksimal oleh tim SAR gabungan dan relawan dalam mencari anggota keluarganya yang hilang sehingga mereka ikhlas jika jenazahnya tidak ditemukan.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014