Sidoarjo (ANTARA News) - Ledakan pipa gas di pusat semburan lumpur Lapindo Brantas Inc di Porong, Sidoarjo, diduga akibat terjadi "sliding" (pergerakan tanah) di lokasi yang menyebabkan ada tekanan yang mendorong kuat pipa gas tersebut. Juru bicara Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur (PSL), Rudi Novrianto saat dikonfirmasi, Rabu malam mengatakan, akibat ledakan itu akhirnya mengakibatkan kebakaran hebat, karena di saluran pipa tersebut cukup banyak sisa gas. "Kebakaran hebat terjadi sebentar saja, setelah itu nggak ada api, karena kebakaran itu akibat gas yang ada di pipa," katanya menegaskan. Namun, ia belum bisa memastikan pipa gas yang meledak itu, apakah transmisi milik Pertamina --yang sudah tertanam di tanggul-- atau pipa gas yang digunakan penyumbatan semburan lumpur. Ledakan dan kebakaran hebat di pusat semburan lumpur terjadi mulai sekitar pukul 19.30 WIB hingga tiga kali ledakan. Dilaporkan dua orang meninggal dunia yakni Letda Afandi (Danramil Balongbendo) dan salah seorang karyawan Timnas PSL. Selain itu, satu orang pekerja proyek peninggian tanggul dilaporkan masih terjebak di luapan lumpur dan sedikitnya 9 orang mengalami luka bakar, yang kini dirawat di RS Bhayangkara Porong (satu orang) dan RSUD Sidoarjo (delan orang). Ledakan yang terjadi di dekat lokasi relief well, mengakibatkan para pekerja proyek peninggian tanggul, petugas relief weil dan aparat keamanan berlarian panik untuk menyelamatkan diri. Belum jelas, pipa/tabung gas siapa yang meledak. Apakah milik Pertamina --yang sudah tertanam di sekitar lokasi-- atau ledakan gas itu terjadi terkait upaya penyumbatan semburan lumpur milik Lapindo Brantas Inc. Jalan tol Porong ditutup dan disarankan semua pengguna lalu lintas menjauh dari lokasi. Demikian pula Jalan Raya Porong di sekitar tanggul lumpur yang berdampingan dengan rel kereta api juga ditutup.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006