Hari Bela Negara (HBN) ini telah ditetapkan sejak tahun 2006, tetapi hanya beberapa daerah saja di Indonesia yang memperingatinya setiap tanggal 19 Desember.

Padang (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Barat(, Irwan Prayitno mengatakan, peringatan Hari Bela Negara di seluruh pelosok daerah di Indonesia merupakan kebanggan tersendiri bagi Sumatera Barat.

"Hari Bela Negara (HBN) ini telah ditetapkan sejak tahun 2006, tetapi hanya beberapa daerah saja di Indonesia yang memperingatinya setiap tanggal 19 Desember. Baru pada peringatan yang ke delapan kalinya tahun 2014 ini HBN diperingati di seluruh daerah di Indonesia. Ini merupakan sebuah kehormatan tersendiri bagi Sumatera Barat," kata dia di Padang, Jumat.

Menurut Irwan peringatan HBN merupakan peringatan kepada penyelenggaraan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia(PDRI) yang berbasis di rimba-rimba Sumatera Barat pada tahun 1948-1949.

"PDRI menjaga kelangsungan Negara Republik Indonesia pada agresi Belanda II tahun 1948-1949," kata dia.

Dia mengatakan, ini merupakan sebuah bukti nyata peranan Sumatera barat dalam kancah sejarah bangsa Indonesia.

"Dengan adanya PDRI ini, dunia mengetahui bahwa negara Indonesia tidak bubar seperti yang dikabarkan oleh Belanda setelah menangkap Soekarno-Hatta. Pemerintahan Republik Indonesia masih berjalan meskipun kepala negara tertangkap," kata dia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memperingati HBN di halaman Kantor Gubernur Sumbar, Jumat (19/12).

Dalam kesempatan itu, gubernur membacakan sambutan tertulis Presiden RI Joko Widodo yang mengingatkan kembali sejarah 66 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 19 Desember 1948.

Atas prakarsa Mr. Sjarifoedin Prawiranegara, dibentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat. Langkah tersebut merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan kelangsungan hidup negara sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa negara Indonesia masih ada.

Presiden juga mengajak seluruh rakyat Indonesia belajar dari sejarah perjuangan bangsa untuk menatap masa depan.

Saat ini, tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan bangsa sifatnya multi dimensi. Artinya ancaman tidak lagi bersifat konvensional atau fisik semata akan tetapi sudah berkembang baik fisik maupun non fisik.

Ditambahkannya upaya melawan ancaman kemiskinan, keterbelakangan dan ketertinggalan adalah upaya bela negara.

Negara Indonesia akan menjadi kokoh dan besar ketika bisa memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama.

Selain itu Presiden juga mengingatkan ancaman atas kedaulatan negara yang muncul dari tindak pidana kejahatan luar biasa, yaitu korupsi.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014