Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, kembali bergerak menguat sebesar 68 poin menjadi Rp12.494 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.562 per dolar AS.
"Valuta domestik menguat lagi pada hari ini (Jumat,19/12) setelah pemodal asing kembali masuk ke aset surat utang domestik. Kondisi pasar negara berkembang relatif kembali lebih tenang pasca The Fed mensinyalkan belum menaikan suku bunga dalam waktu dekat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa imbal hasil obligasi Indonesia kembali dianggap atraktif setelah pulih dari tekanan jual pada awal pekan lalu. Adapun obligasi favorit investor yaitu bertenor 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun.
"Bank Indonesia juga sudah mengurangi intervensi di pasar sekunder dalam melakukan stabilitas mata uang rupiah," katanya.
Ia menambahkan bahwa selain investor asing yang membeli obligasi, nilai tukar rupiah juga terbantu aksi jual dolar AS oleh pelaku ekspor menjelang pembayaran pajak akhir tahun.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa ekspektasi terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang positif seiring dengan adanya tambahan anggaran dana untuk sektor infrastruktur pasca penaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, membuat investor yakin terhadap Indonesia.
"Adanya realokasi anggaran dari sektor energi ke infrastruktur maka akan membuat perekonomian Indonesia akan tetap terjaga pertumbuhannya," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (19/12) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.500 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (18/12) di posisi Rp12.565 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014