Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia menginginkan kerja sama maritim dengan Australia lebih komprehensif, termasuk penanganan limbah yang dihasilkan oleh kapal-kapal patroli, kapal niaga dan nelayan yang melalui wilayah perbatasan laut RI-Australia. Kerja sama keamanan laut (maritime security) menjadi topik utama dalam dialog kerja sama pertahanan Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Defence Strategic Dialogue)/IADSD) awal pekan silam, kata Dirjen Strategi Pertahanan (Strahan) Departemen Pertahanan (Dephan) Mayjen Dadi Susanto kepada ANTARA News di Jakarta, Rabu. "Masalah keamanan laut tidak saja menyangkut `violence threat` (ancaman bersifat kekerasan) tetapi juga `non violence threat` (ancaman non kekerasan) seperti limbah," ujarnya, selaku ketua delegasi Indonesia IADSD yang diselenggarakan 13-14 November di Jakarta. Itu juga harus dipikirkan, selain alat dan perlengkapan keamanan seperti menara suar di sekitar wilayah perbatasan laut RI-Australia. "Kita punya Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang kerap pula dilewati kapal-kapal asing termasuk Australia, nah itu kan perlu sarana untuk pengamanan seperti menara suar. Itu perlu pula dikerjasamakan," ujar Dadi. Ia menjelaskan, dalam dialog pertahanan antara Indonesia -Australia, pemerintah RI meminta agar permasalahan keamanan laut dilihat secara lebih komprehensif, tidak semata masalah keamanan, tetapi juga kerja sama keamanan laut, kesadaran maritim, kerangka hukum dan batas wilayah (overlapping teritory). "Semua aspek itu harus dibahas secara lebih serius dengan Australia. Karena pihak Australia juga peduli terhadap keamanan di sekitar wilayah perairan yang berbatasan dengan Indonesia," katanya. Indonesia, tambah Dadi, tidak ingin Australia hanya melihat satu aspek dalam keamanan laut tetapi segala aspek hingga jika muncul persoalan tidak menimbulkan salah paham antara kedua pihak. Tentang patroli bersama, ia mengatakan, Indonesia menilai belum mendesak untuk dilakukan karena situasi keamanan di sekitar wilayah perairan kedua negara tidak segenting dengan wilayah perairan lain, seperti di Selat Malaka.Dialog pertahanan Indonesia-Australia merupakan rangkaian dialog sebelumnya yang dilaksanakan di Canberra, Australia pada 2005 dan merupakan pertemuan yang penting untuk meningkatkan saling pengertian dan kerja sama di bidang pertahanan antar kedua negara.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006