Antara ini unik, setelah UU Pers tahun 1999. Ada beberapa catatan setidaknya tiga yang menjadi tantangan Antara ke depan,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan ada tiga tantangan Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara di era internet yang membuatnya unik sebagai media pasca-ditetapkannya UU Pers pada 1999.
"Antara ini unik, setelah UU Pers tahun 1999. Ada beberapa catatan setidaknya tiga yang menjadi tantangan Antara ke depan," kata Rudiantara di Jakarta, Kamis malam, dalam acara puncak HUT Antara ke-77.
Tantangan Antara yang pertama kata dia, Antara sebagai kantor berita seperti halnya kantor berita lain di dunia cenderung menjadi corong pemerintah.
Oleh karena itu, Menteri menekankan, Antara untuk harus tetap mempunyai independensi karena selama ini tercatat memiliki akurasi yang tinggi dalam hal penyebaran informasi.
"Yang kedua, posisi Antara sebagai korporasi BUMN, Perum, di satu pihak harus fokus pada efisiensi namun karena sesuai dengan garisnya, Perum tidak terlepas dari subsidi, tahun ini PSO Antara sebesar Rp100 miliar. Di era internet ini menjadi tantangan tersendiri," katanya.
Hal ketiga, kata dia, isu citizen jurnalism dimana semua media telah melakukan hal itu dan Antara melaksanakannya melalui perekrutan kontributor.
"Kalau di media lain boleh jadi akurasi bukan nomor satu, tapi bagi Antara akurasi sangat penting. Ini seperti uang logam bersisi dua, mau akurat tapi jadi lambat," katanya.
Menurut dia, efisiensi tetap penting walaupun berbadan hukum perum dan mendapatkan subsidi.
Ke depan, Menkominfo meminta Antara untuk fokus pada tiga hal tersebut.
"Kami ingin melihat Antara tetap eksis sampai ratusan tahun ke depan," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014