Saat ini memang kondisi tanah tersebut stabil dan tidak bergerak. Namun harus diwaspadai jika hujan kembali turun,"

Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adrin Tohari mengingatkan agar warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, agar tetap mewaspadai kondisi longsoran tanah setebal 10 meter terutama jika hujan kembali turun.

"Saat ini memang kondisi tanah tersebut stabil dan tidak bergerak. Namun harus diwaspadai jika hujan kembali turun," kata Adrin dalam diskusi Hasil Kajian Bencana Longsor Banjarnegara di Jakarta, Rabu.

Selain itu, ia mengatakan warga harus mewaspadai dua gawir atau tebing curam yang terbentuk dari longsoran di sisi barat dan timur. Gawir di sisi timur ini membentuk kolam tampungan aliran air dari atas seluas sekitar 90 meter persegi.

"Di bawah kolam terdapat material longsoran lebih dari 10000 meter kubik yang bisa menimbulkan longsoran susulan bila air meluap," ujar dia.

Sebagai rekomendasi awal, ia menyarankan agar dibangun jaringan pipa di kolam tadi untuk membuang air agar tidak terjadi longsor susulan. Selain itu, rekomendasi yang diajukan pemerintah daerah agar kawasan tersebut menjadi kawasan nonhunian karena situasi tanah akan bergerak lagi jika curah hujan semakin tinggi.

Saat berada di lokasi longsor Banjarnegara, dan kemiringan lahan mencapai lebih dari 30 derajat. Aliran air dari atas juga sangat besar, debitnya mencapai satu liter per menit karena ada lima titik mata air.

Selain itu, lanjutnya, tingginya curah hujan menjadi aspek pemicu longsor yang menimbun sekitar 40 rumah yang dihuni sekitar 300 jiwa dari 53 kepala keluarga.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika 11 hari sebelum kejadian, curah hujan di kawasan tersebut mencapai 50 persen dari rata-rata curah hujan di kawasan tersebut. Curah hujan mencapai 103.8 milimeter per hari, sementara normalnya 70 milimeter per hari.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014