Denpasar (ANTARA News) - PT Telkom Tbk berupaya mempercepat pembangunan jaringan komunikasi berbasis "Code Division Multiple Access" (CDMA) untuk memenuhi permintaan layanan jenis ini yang terus berkembang. "Jaringan yang berbasis CDMA itu selain efisien dan praktis, juga terbukti waktu pembangunannya lebih singkat ketimbang jaringan `wireline`," kata Direktur Enterprice Wole and Sale PT Telkom, Arief Yahya di Denpasar, Rabu. Arif mengatakan, jumlah sambungan pelanggan pada September 2006 di Divisi Regional (Divre) VII sebanyak 1.287.191 satuan sambungan (SS) dengan jumlah penduduk mencapai 31.802.235 jiwa, maka tingkat kepadatan telepon per 100 penduduk di wilayah itu terbilang sangat rendah. "Disisi lain, tantangan geografis di wilayah Indonesia Timur yang luas dan tersebar dalam formasi kepulauan lebih berat dibanding wilayah-wilayah lainnya, sehingga ekspansi jaringan CDMA merupakan pilihan yang tepat," jelas Arief. Dikatakan, Divre VII sendiri sudah menggelar jaringan CDMA Flexi sejak 2003. Dari jumlah "line in service" (jaringan sambungan) 1.287.191 satuan sambungan yang dikelola tersebut, sebanyak 385.121 diantaranya merupakan sambungan wireless Flexi yang berbasis CDMA. "Pada tahun ini kapasitas infrastruktur direncanakan meliputi satu juta `wireline` Flexi, 10 ribu satuan sambungan `broadband speedy`," ucapnya. Arief mengungkapkan, pasca Kerja Sama Operasi (KSO) Reversal tersebut, Telkom berusaha memperluas jangkauan Flexi ke wilayah-wilayah yang memiliki potensi permintaan tinggi. Namun belum tersentuh oleh pembangunan KSO. "Indonesia Timur merupakan wilayah yang sangat potensial, khususnya di wilayah yang mengelola sektor-sektor pertambangan, kelautan dan pertanian," katanya. Untuk merespon tingginya harapan masyarakat Indonesia Timur terhadap percepatan pembangunan infrastuktur telekomunikasi, pihak telkom sendiri merencanakan penggelaran jaringan hingga 2010. "Sedangkan untuk tahun 2007 mendatang, Telkom merencanakan untuk menggelar 191 BTS Flexi dengan kapasitas 411.110 SSF," papar Arief.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006