Medan (ANTARA News) - Real Estate Indonesia atau REI memprediksi pertumbuhan properti di Sumatera Utara (Sumut) pada 2015 masih melambat atau tumbuh 15 persen.
"Dibandingkan tahun ini atau 2014 yang pertumbuhannya hanya 10 persen, memang pada 2015 ada kenaikan lima persen. Tetapi angka 15 persen itu tetap melambat atau rendah dibandingkan tahun 2013 ke bawah,"kata Wakil Sekretaris DPP REI, Tomi Wistan di Medan, Rabu.
Menurut Tomi yang mantan Ketua REI Sumut itu, pertumbuhan properti di Sumut biasanya tiap tahun rata-rata bertumbuh 20 persen.
Pertumbuhan yang melambat disebabkan antara lain naiknya suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR).
Dia menjelaskan, pertumbuhan yang melemah itu terjadi di rumah menengah ke atas dan rumah sederhana.
"Yang paling besar perlambatan terjadi di kelompok menengah ke atas," katanya.
Pertumbuhan yang lambat dampak semakin mahalnya harga jual dan disusul naiknya suku bunga KPR.
Sedangkan permintaan rumah sederhana melambat dampak melemahnya daya beli yang antara lain disebabkan semakin tidak seimbangnya lagi pendapatan dan pengeluaran dampak inflasi yang tinggi.
Kalau KPR untuk rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) hanya 7,25 persen hingga masa kredit 20 tahun, maka bunga KPR komersil sudah 12-13 persen.
Ketua REI Sumut, Umar Husein menyebutkan, Pemerintah harus membuat berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan properti.
Alasan dia kebutuhanutuhan rumah masih sangat besar dan rumah juga termasuk salah satu ukuran sejahtera tidaknya masyarakat dan termasuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Umar menjelaskan, untuk rumah MBR, pengembang sebenarnya bisa saja membangun sebanyak-banyaknya, tetapi karena daya beli yang melemah, maka pembangunan tidak bisa dilakukan.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014