Jakarta (ANTARA News) - Program Beasiswa Orange Tulip (OTS) 2015 mengundang profesional muda dan mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di Belanda.
Program tersebut diprakarsai oleh Nuffic Neso Indonesia bersama-sama dengan lembaga-lembaga pendidikan tinggi Belanda.
Untuk tahun 2015, terdapat 26 institusi pendidikan tinggi Belanda yang berkontribusi pada OTS. Dibandingkan dengan OTS 2014, lebih banyak universitas Belanda yang berpartisipasi (meningkat 18 persen) dan lebih banyak skema beasiswa yang tersedia (bertambah 48 persen).
"Kami sangat senang tahun ini program Beasiswa Orange Tulip akan memberikan bagi pelajar Indonesia yang berbakat untuk belajar di universitas dengan kualitas yang tinggi dan sistem pendidikan yang memungkinkan para pelajarnya mengembangkan diri untuk menjadi warga dunia," kata Direktur Nuffic Neso Indonesia Mervin Bakker di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan akan ada 39 skema beasiswa yang berbeda untuk 69 individu dengan nilai total 713.250 euro. Sedangkan program studi yang ditawarkan dalam OTS antara lain program persiapan S1 (Foundation), program gelar S1 (Bachelor), dan S2 (Master) di berbagai mata pelajaran.
Pada program tersebut, kata Bakker, setiap beasiswa memiliki struktur pendanaan yang berbeda. Sebagian besar dalam bentuk biaya kuliah parsial atau penuh, sedangkan skema lain meliputi tambahan biaya hidup, atau biaya visa, dan atau asuransi.
"Program ini sangat menguntungkan bagi pelajar yang ingin melanjutkan sekolah di Belanda dengan biaya sendiri, nanti mereka bisa mendapat tambahan dana. Tapi, kalau pelajar yang tidak mampu membiayai sekolahnya sendiri, sebaiknya jangan pakai OTS karena nanti dapat dananya tidak penuh, kalau mau cari partner lain," jelasnya.
Bakker mengungkapkan minat orang Indonesia ke Belanda semakin meningkat karena 90 persen orang di Belanda telah menggunakan bahasa Inggris.
Selain pendidikan berkualitas tinggi, katanya, Universitas di Belanda benar-benar internasional dalam hal staf, mahasiswa dan kurikulum mereka.
"Di kelas siswa didorong untuk menyelesaikan kasus-kasus akademik dan kehidupan nyata dalam lingkungan internasional sehingga mempersiapkan mereka untuk dapat bekerja di dunia global yang kompetitif. Selain itu, Belanda menawarkan lingkungan belajar yang aman dan toleran yang terasa seperti "Home Away From Home" bagi mahasiswa Indonesia," jelasnya.
"Belanda dan Indonesia telah memiliki hubungan baik yang cukup lama. Bahkan, banyak juga orang Belanda yang bisa berbicara dengan bahasa Indonesia," tambahnya.
Tawaran menarik lainnya bagi pelajar Indonesia, ungkap Bakker, yakni penawaran program kerja di Belanda.
"Kalau bisa bahasa Belanda, banyak peluang untuk bekerja di sana setelah lulus kuliah karena kami ada program kerja di Belanda," kata Bakker.
"Oleh karena itu, kami juga membuka kursus bahasa Belanda gratis bahkan ada aplikasi game belajar bahasa Belanda lewat handphone," tambahnya.
Pewarta: Monalisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014