Palembang (ANTARA News) - Pembangunan satu pabrik baru pengganti pabrik paling tua yang dibuat 1974 milik PT Pupuk Sriwidjaja yakni pabrik Pusri II hingga Desember 2014 ini berjalan sesuai target.
"Pembangunan satu pabrik baru yang dimulai pada 8 April 2013 hingga Desember ini tidak ada masalah, semua kegiatan pembangunan berjalan sesuai target dengan capaian 67 persen," kata Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Beni Haryoso seusai acara peluncuran (launching) "Pusri Seed" benih jagung hibrida Bima 16 di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, perkembangan proyek proyek revitalisasi satu dari empat pabrik pupuk urea paling tua milik PT Pusri di Palembang, Sumatera Selatan itu, sejauh ini berjalan lancar sesuai rencana.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya optimistis satu pabrik baru untuk mengganti pabrik Pusri II yang dinilai sudah tidak efisien lagi itu bisa mulai beroperasi pada November 2015.
Pembangunan pabrik baru tersebut sekarang ini dalam tahap merangkai instalasi pipa dan pemasangan peralatan pabrik yang mulai dikirim secara bertahap oleh pemasok dari luar negeri seperti perusahaan Jerman, India, Korea, dan perusahaan Jepang, katanya.
Menurut dia, saat ini PT Pusri memiliki empat pabrik dengan total kapasitas produksi mencapai 2,262 juta ton per tahun, namun, karena kondisinya sudah tua, kapasitas produksi tersebut beberapa tahun terakhir tidak pernah tercapai secara maksimal.
Kondisi empat pabrik tersebut rata-rata usianya 35 tahun ke atas, sedangkan idealnya usia pabrik pupuk maksimal 20 tahun.
Semua pabrik PT Pusri di Palembang kondisinya memprihatinkan karena sudah berusia tua. Pabrik yang usianya relatif paling muda adalah pabrik Pusri I B yang dibangun pada 1994.
Untuk meningkatkan produksi pupuk urea dan amonia, pihaknya berupaya secara bertahap melakukan revitalisasi pabrik tua dengan prioritas revitalisasi pabrik paling tua yakni pabrik Pusri II yang dibangun pada 1974.
Proyek revitalisasi pabrik tua yang sedang berjalan sekarang ini dikerjakan oleh konsorsium PT Rekayasa Industri dan Toyo Engineering Corporation dengan nilai investasi Rp7,4 triliun.
Pabrik Pusri II B menggunakan teknologi KBR Purifier Technology, untuk pabrik amonia dan teknologi Aces 21 milik Toyo dan Pusri sebagai co-licencor untuk pabrik urea.
Kapasitas produksi terpasang pabrik amonia mencapai 2.000 ton per hari atau 660.000 ton per tahun dan kapasitas pabrik urea 2.750 ton per hari atau 907.500 ton per tahun.
Pabrik Pusri II B dengan teknologi baru, selain ramah lingkungan juga menghemat bahan baku gas, dengan rasio pemakaian gas per ton produk 31,49 MMBTU per ton amonia dan 21,18 MMBTU per ton urea.
Jika proyek revitalisasi tersebut berjalan sesuai rencana, satu pabrik baru tersbeut diperkirakan sudah mulai berproduksi pada penghujung 2015 yang diharapkan dapat meningkatkan produksi pupuk urea hingga 2,61 juta ton per tahun, kata Beni.
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014