Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada Selasa (Rabu pagi WIB) untuk sesi kelima berturut-turut, ketika Federal Reserve AS memulai pertemuan kebijakan dua hari untuk membahas langkah menaikkan suku bunganya.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari kehilangan 13,4 dolar AS atau 1,11 persen, menjadi menetap di 1.194,3 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.
Catatan pertemuan, yang diharapkan akan dirilis pada Rabu pukul 14.00 waktu AS bagian timur, akan memberi para investor indikasi berapa lama lagi bank sentral AS akan mempertahankan suku bunganya mendekati nol.
Emas berjangka juga mengalami tekanan dari kekhawatiran bahwa Rusia kemungkinan menjual cadangan emasnya. Rubel Rusia jatuh selama akhir pekan dan kehilangan 8,0 persen dari nilai pada Senin, karena harga minyak anjlok.
Bank sentral Rusia pada Selasa pagi mengumumkan kenaikan suku bunga utamanya menjadi 17 persen, langkah dramatis yang datang beberapa hari setelah menaikkan tingkat menjadi 10,5 persen.
Analis mengatakan bahwa ekonomi Rusia bergantung pada harga minyak yang tetap tinggi. Bank sentral Rusia menghabiskan puluhan miliar dolar AS tahun ini mencoba untuk memperlambat penurunan rubel, memicu spekulasi bahwa Rusia kemungkinan terpaksa menjual cadangan logam mulianya.
Harga emas mungkin telah dicegah dari kejatuhan lebih lanjut karena para analis mencatat sebuah penurunan dalam indeks spot dolar AS, ukuran dolar terhadap mata uang utama lainnya. Komoditas seperti emas yang diperdagangkan dalam dolar sering diuntungkan dari greenback yang melemah.
Perak untuk pengiriman Maret kehilangan 81,1 sen atau 4,90 persen, menjadi ditutup pada 15,752 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari kehilangan 18,4 dolar AS atau 1,51 persen, menjadi ditutup pada 1.196,5 dolar AS per ounce. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014