Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) akan memanfaatkan pinjaman perusahaan (corporate loan) antara 300-500 juta dolar AS, dari yang ditawarkan bank-bank asing sebesar 1,3 miliar dolar AS. "Sesuai rencana, kita akan gunakan maksimal 500 juta dolar AS," kata Dirut PT Pertamina, Ari H Soemarno, di sela acara Indonesian Quality Award (IQA), di Jakarta, Rabu. Hadir dalam peyerahan IQA antar lain Menteri Negara BUMN Sugiharto, Mendag Mari E Pangestu, dan Dirut Telkom Arwin Rasyid. Menurut Ari, sejak awal perusahaan mengajukan pinjaman perusahaan untuk keperluan modal kerja, dan pendanaan sebagian proyek-proyek perusahaan. Pertamina diketahui cukup banyak memiliki proyek-proyek berupa pembangunan dan perbaikan kilang minyak. Selain itu dana dibutuhkan juga untuk pengadaan kapal tanker mengangkut hasil produksi migas. Ia menjelaskan, untuk menjaring minat investor pihaknya sudah melakukan roadshow ke sejumlah negara, seperti Hongkong, Singapura dan London. Ari tidak merinci jumlah dan asal bank investasi yang akan menjadi kreditur PT Pertamina. Ia hanya mengatakan, "Itu bank asing semua. Nanti aja kalau semua prosesnya sudah selesai akan kita umumkan." Terkait rencana perusahaan menerbitkan obligasi konvensional denominasi dolar sebesar 300 juta dolar AS, Ari mengatakan, masih melihat dulu neraca keuangan PT Pertamina. "Kita lihat saja hasil neraca perseroan yang akan dimumkan. Baru kita bicara lagi soal obligasi," ujarnya. Ari tidak bersedia mengatakan lebih lanjut mana yang akan didahulukan apakah corporate loan atau pinjaman obligasi. "Tunggu saja ya," kata Ari singkat.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006