Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memperkirakan laju inflasi pada tahun 2007 akan berada di bawah 6,0 persen dibanding dengan target inflasi selama 2006 sebesar 6,5 persen. "Prospek inflasi 2007 akan cenderung turun di bawah 6,0 persen," kata Deputi Gubernur Senior BI, Miranda S. Goeltom dalam seminar `Economic Outlook 2007` Tantangan dan Harapan di Jakarta, Rabu. Miranda mengakui, pada awal tahun 2007 akan ada tekanan terhadap laju inflasi sehingga inflasi akan lebih tinggi. Tekanan itu, antara lain akan berasal dari adanya kenaikan gaji pegawai negeri dan kenaikan upah minimum regional. "Awal tahun memang akan ada tekanan tetapi pada akhir tahun akan tetap berada kisaran yang telah kita tetapkan yaitu 6,0 plus minus satu persen (5,0 - 7,0 persen)," katanya. Ia menyebutkan, stabilitas nilai tukar yang cukup baik pada tahun 2006 ini diharapkan dapat berlanjut pada 2007 sehingga tidak berdampak pada laju inflasi. "Tantangan ke depan adalah masalah harga minyak internasional yang sulit diperkirakan," katanya. Mengenai laju inflasi saat ini, Miranda mengatakan, laju inflasi saat ini sudah kembali ke kondisi normal. "Hingga Oktober 2006, inflasi terus menurun bahkan secara kumulatif sekarang hanya di bawah satu persen. Karena itu semakin besar keyakinan bahwa sampai akhir tahun akan berada di kisaran paling bawah dari 6,5 persen,, mungkin juga lebih rendah dari itu, silahkan itung sendiri," katanya. Dengan kecenderungan penurunan inflasi itu, katanya, BI juga sudah mengambil kebijakan penurunan BI Rate hingga saat ini mencapai 10,25 persen. "Sejak Mei 2006 BI sudah mulai menurunkan BI Rate sehingga total penurunan mencapai 250 basis poin sehingga mencapai 10,25 persen," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006