Tokyo (ANTARA News) - Jumlah pemilih dalam pemilihan Majelis Rendah Jepang Minggu jatuh ke rekor terendah pascaperang, terdiri 52,66 persen untuk konstituen satu kursi dan 52,65 persen untuk bagian perwakilan proporsional, kata pemerintah Senin.
Kedua angka tersebut turun sebesar 6,66 poin persentase dari pemilu DPR sebelumnya tahun 2012 yang menandai rekor pascaperang terendah baru, lapor Kyodo.
Tetapi jumlah pemilih lebih tinggi dari angka rekor terendah pada pemilu Majelis Rendah tahun 1995, ketika hanya mencapai 44,52 persen pemilih yang memilih konstituen satu kursi dan 44.50 persen untuk bagian perwakilan proporsional.
Pemungutan pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, atau Majelis Rendah Jepang dimulai pada pukul 07.00 waktu setempat di lebih dari 48.000 tempat pemungutan suara di seluruh negeri tersebut Minggu.
Sebanyak 1.191 calon bersaing untuk memperebutkan 475 kursi di dewan yang punya posisi kuat itu.
Perdana Menteri Shinzo Abe menyerukan pemilihan umum sela itu pada November berdasarkan keputusannya untuk menunda kenaikan pajak penjualan yang dijadwalkan sebesar dua persen tahun depan dan menyatakan pemungutan suara itu adalah referendum mengenai kekuasaan dua-tahunnya dan kebijakan ekonominya, yang disebut "Abenomics".
Abe mengatakan kebijakan ekonominya telah membawa tanda pemulihan di beberapa wilayah, tapi sebagian partai oposisi, dengan mengutip data pemerintah yang menyatakan ekonomi negeri tersebut telah terperosok ke dalam resesi, dan mengatakan "Abenomics" adalah kegagalan yang mengakibatkan bertambah luasnya jurang pemisah kekayaan.
Partai Liberal Demokrat (LDP), pimpinan Abe dan mitra kecilnya, Partai Komeito, berusaha mempertahankan mayoritas besar bloknya di Majelis Rendah.
Sementara itu, partai oposisi berusaha meraih lebih banyak kursi untuk mengimbangi Diet, yang didominasi LDP-Komeito.
Sebelum pembubaran Majelis Rendah, blok yang berkuasa meraih 326 kursi di dewan dengan 480 kursi tersebut, menurut laporan XInhua dari Tokyo.
Jajak pendapat paling akhir memperlihatkan LDP memimpin dalam pemilihan umum dengan 28 persen dukungan dalam perwakilan proporsional, sementara partai oposisi utama --Partai Demokrat Jepang (DPJ)-- mengantongi 11,8 persen dukungan.
Kementerian Urusan Dalam Negeri memperkirakan penghitungan suara berakhir pada Senin pagi, tapi jajak pendapat media di luar pemungutan suara diperkirakan menyiarkan hasil awal setelah pemungutan suara berakhir.(AK)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014