Depresiasi mata uang rupiah selama ini masih masih dipandang bukan masalah bagi investor asingJakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, ditutup tertekan sebesar 52 poin atau 1,01 persen ke posisi 5.108,43.
Sementara itu indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 8,88 poin atau 1 persen ke posisi 879,13.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya di Jakarta, Senin mengatakan bahwa tergerusnya bursa saham global dan terkoreksinya mata uang rupiah terhadap dolar AS mendorong indeks BEI tertekan cukup dalam.
"Kombinasi sentimen dari dalam negeri dan eksternal mendorong pelaku pasar mengambil posisi lepas saham sehingga IHSG BEI tertekan," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, terkoreksinya indeks BEI itu dapat dimanfaatkan investor untuk kembali mengakumulasi saham-saham yang telah turun harganya. Secara teknikal, indeks BEI masih akan bergerak menguat dalam jangka pendek ini.
Ia menambahkan bahwa Associate Derector Head of Research and Institutional Business PT Trimegah Securities Tbk, Sebastian Tobing menambahkan bahwa pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu pengaruh bagi indeks BEI.
"Depresiasi mata uang rupiah selama ini masih masih dipandang bukan masalah bagi investor asing. Namun, jika depresiasi rupiah sudah cukup dalam akan menjadi kekhawatiran," katanya.
Dalam data BEI, tercatat pelaku pasar asing membukukan jual bersih (foreign net sell) sebesar Rp828,06 miliar pada awal pekan ini.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 265.177 kali dengan volume mencapai 6,63 miliar lembar saham senilai Rp4,41 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 94 saham, yang melemah 242 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 64 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 221,35 poin (0,95 persen) ke 23.027,85, indeks Nikkei turun 272,18 poin (1,57 persen) ke 17.099,40, dan Straits Times melemah 31,37 poin (0,94 persen) ke posisi 3.293,33.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014