Jakarta (ANTARA News) - Wartawan Kantor Berita Turki Cihan News Agency, menyampaikan rasa keprihatinannya atas rezim otoriter Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan penahanan Kepala Editor Harian Zaman, Ekrem Dumanli.
"Hari ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi demokrasi Turki dan kebebasan pers. Rekan-rekan jurnalis kami termasuk Kepala Editor Harian Zaman, Ekrem Dumanli telah ditahan atas tuduhan yang tak berdasar," ujar salah satu wartawan Cihan News Agency, Selim Caglayan, dalam surat elektronik, Senin.
Menurut Selim, kebebasan pers Turki baru-baru ini telah mengalami penurunan tajam.
Freedom House telah menurunkan peringkat Turki sebagai negara yang tidak bebas diawal tahun ini. Penahanan massal hari ini menandai langkah besar rezim otoriter baru di Turki, tambah Selim.
"Sejak tahun 1980-an kelompok media kita telah memiliki suara yang kuat untuk kebebasan, integrasi Turki dengan demokrasi maju, dan perdamaian domestik dan internasional," ujar Selim.
Meskipun pemerintah mengatur, mengintimidasi dan melakukan pelecehan hukum kepada wartawan dan organisasi berita dalam beberapa tahun terakhir, media massa Turki terus menyiarkan pemberitaan secara konsisten.
"Kejahatan kami hanyalah mengungkap sebuah insiden korupsi besar dan mengkritisi rezim baru pemerintahan yang cenderung otoriter," ungkap Selim.
Tekanan pada harian Zaman dan anggota dari media lain mengenai kebebasan pers, secara konsisten semakin meningkat dimulai dari larangan media, mengintimidasi, bahkan mendeportasi wartawan dan menekan perusahaan untuk tidak bekerjasama dengan beberapa media.
Harian Zaman adalah surat kabar ternama di Turki dengan oplah yang tinggi.
Presiden Erdogan secara terbuka mengecam surat kabar, meminta pendukungnya untuk memboikot surat kabar serta mempersulit bisnis-bisnis berlangganan koran.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014