... karena ada konflik di internal PPP dan Golkar...
Kupang, NTT (ANTARA News) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, menilai, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, sedang galau, jika Perppu Pilkada tidak lolos dalam pembahasan di Parlemen, Januari 2015 mendatang.

"Reaksi spontan dari Partai Demokrat melalui Ketua Umum SBY, yang menemui Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk meminta dukungan perppu dan pada saat yang lain SBY juga bertemu ARB, menggambarkan SBY sedang galau," kata Atang, di Kupang, Senin.


Dia mengatakan, SBY galau karena ada konflik di internal PPP dan Golkar yang mengancam Perppu Pilkada.


"Jadi bagi saya, langkah SBY merapat ke KIH adalah pilihan rasional, karena dari awal KIH tetap konsisten dengan sikapnya yang mendukung Perppu Pilkada," katanya.

Menurut dia, bola panas soal perppu saat ini sedang dimainkan oleh KIH. Dengan sikap ARB yang tidak konsisten dan SBY dan Demokrat yang galau, sangat menguntungkan KIH.

Karena itu, hasil akhir dari perppu jika diterima maka yang diuntungkan secara politik adalah KIH, bukan Demokrat dan SBYdan bukan pula KMP.

Dengan demikian, boleh jadi KIH menjadi arena baru bagi Demokrat. Selain KIH memiliki kekuasaan juga relatif solid dengan komitmen.

Disisi lain, kata dia, KMP akan semakin rentan untuk pecah dan dipecahkan karena adanya dualisme kepemimpinan di parpol anggota KMP.

"Hal inilah menurut saya akan mengubah sikap SBY ke KIH. Walaupun KMP pada akhirnya harus mendukung perppu, namun SBY dan Demokrat akan lebih nyaman dengan KIH," katanya.

Bagi KIH, merapatanya Demokrat akan menambah energi politik baru, namun KIH tetap melihat Demokrat sebagai penghambat terganjalnya agenda KIH yang lalu.

"Partai Demokrat dengan kekuatan yang cukup signifikan tetap penting untuk mengawal pemerintahan di parlemen," katanya.

Maka siapa yang merasa meninggalkan atau ditinggalkan, KMP, Demokrat dan SBY yang bisa menjawabnya, kata dia.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014