Spekulasi sangat kuat memberikan kontribusi untuk mendorong harga turun

Singapura (ANTARA News) - Harga minyak merosot ke posisi terendah baru dalam lima tahun di perdagangan Asia pada Senin, setelah pejabat OPEC mengatakan penurunan harga yang terus berlanjut bukan hanya dikarenakan banjir pasokan global.

AFP melaporkan, patokan AS minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari turun 25 sen menjadi 57,56 dolar, sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun satu sen menjadi 61,84 dolar pada perdagangan siang.

Sebagian besar pengamat pasar minyak melukiskan kemerosotan harga dengan banjir pasokan - didorong oleh meningkatnya produksi minyak serpih AS.

Tapi Abdalla Salem el-Badri, sekretaris jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), beranggotakan 12 negara pada Minggu mengatakan bahwa itu bukan satu-satunya alasan.

"Kami ingin tahu alasan utama yang menyebabkan penurunan dalam harga minyak," kata Badri kepada wartawan di sebuah konferensi di Dubai.

"Ketika kita melihat pasokan dan permintaan, ada kenaikan (pasokan) tetapi hanya sederhana yang seharusnya tidak menyebabkan penurunan harga hingga 50 persen," tambahnya.

"Spekulasi sangat kuat memberikan kontribusi untuk mendorong harga turun."

Pada Jumat pekan lalu, WTI merosot 2,14 dolar menjadi 57,81 dolar di New York, titik terendah sejak Mei 2009. Brent untuk Januari, yang berakhir Selasa, merosot 1,83 dolar ke posisi 61,85 dolar di London, penutupan terendah sejak Juli 2009.

OPEC memutuskan bulan lalu untuk mempertahankan tingkat produksi meskipun ada permintaan dari beberapa negara produsen untuk memangkas produksi guna mengekang penurunan harga.

Badan Energi Internasional yang berbaisis di Paris pekan lalu mengatakan permintaan minyak dunia akan naik 0,9 persen menjadi 93,3 juta barel, sekitar 230.000 barel kurang dari perkiraan sebelumnya. Hal ini meskipun harga turun yang akan secara normal menyebabkan peningkatan konsumsi.

Bank Perancis Credit Agricole mengatakan pertemuan dua hari Federal Reserve AS yang akan dimulai Selasa, akan menjadi fokus, di tengah kecemasan pasar seputar rencana bank sentral akan menaikkan suku bunga tahun depan.

(Uu.S004)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014