Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang meminta meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meningkatkan kinerjanya guna mengantisipasi terorisme dan masuknya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ke Indonesia.
"Ini harus ditanya ke BNPT karena mereka yang lebih berkompeten. Imbauan saya sebagai pimpinan MPR agar memperkuat pertahanan melalui anti teroris, yaitu BNPT," katanya di Jakarta, Senin, saat ditanya kemungkinan asksi penyanderaan di Lindt Chocolate Cafe di Martin Place, Sydney, Australia.
Australia diguncang serangan yang kemungkinan adalah serangan teroris ketika sebuah kafe di pusat kota Sidney, New South Wales, Senin pagi, dimasuki pria bersenjata dan kemudian menyandera puluhan pengunjung kafe ini. Pada peristiwa ini sandera dipaksa membentangkan sebuah bendera warna hitam bertuliskan kalimat dalam Bahasa Arab.
Namun Oesman Sapta Odang mengatakan, empat pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 45, NKRi dan Bhinneka Tunggal Ika) diyakini mampu mencegah masuknya terorisme, termasuk masuknya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
"Masyarakat harus disadarkan sesuai dengan payung kita. Payung kita komplit, yakni 4 pilar, Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Kalau itu mereka (masyarakat) pahami, maka hal-hal yang berkaitan dengan akses ISIS sulit untuk berkembang karena ada kesadaran nasional yang tinggi di masyarakat," katanya.
Dia menambahkan, dengan adanya kesadaran nasional yang tinggi itu, maka ISIS atau terorisme tidak akan masuk ke Indonesia.
"Sebagai pimpinan MPR, ISIS itu tidak akan kemana-mana, bukan hanya ke Australia, bisa ke Indonesia. Jangan sampai merambat ISIS itu ke Indonesia. Yang namanya teroris, itu dimana saja bisa masuk, tergantung ketahanan nasional masing-masing negara. Disitulah kita diuji dan salah satunya adalah dengan 4 pilar kebangsaan tadi," kata dia.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014