Madrid (ANTARA News) - Ancaman terbesar yang dihadapi sepakbola sekarang ini ialah cara investor asing melibatkan diri tanpa ada keinginan untuk mengembangkan cabang olahraga tersebut, demikian menurut Presiden FIFA, Sepp Blatter. Blatter mengatakan badan sepakbola dunia (FIFA) memerlukan bantuan pemerintah guna membantu mengawasi cara-cara investor itu mendapatkan klub-klub Eropa, khususnya klub-klub di Inggris. "Saat ini ada suatu sistem di sepakbola yang bila tidak kita hentikan akan sangat merusak," kata Blatter pada konferensi pers setelah menjadi anggota kehormatan Real Madrid. "Ada investor-investor yang membeli klub-klub, khususnya di Inggris yang menjadi paling menarik tetapi bukan liga terbaik. Ada investor dari Iran, Rusia, Amerika Serikat, Georgia yang semuanya terlibat di sana. "Ada sejumlah organisasi yang tidak transparan, banyak dari mereka bermarkas di Karibia, Kepulauan Virgin, Inggris, Gibraltar, dan Kepulauan Cayman. Ini merupakan masalah sangat sulit dan kami memerlukan bantuan badan judisial di semua negara untuk menanganinya." Blatter secara agak terselubung menunjuk pada klub-klub Liga Utama Inggris, seperti Chelsea, Manchester United, dan Portsmouth sebelum pengambilalihan West Ham hari Selasa. "Kasus terakhir kami melihat presiden Federasi Sepakbola Eslandia (Eggert Magnusson) membeli West Ham ... Kami perlu bersikap hati-hati agar sepakbola tidak jatuh ke tangan orang yang menginginkan sepakbola melayani mereka, bukan sebaliknya mereka yang melayani sepakbola." Blatter juga mengatakan ia merasa cemas dengan terus mengalirnya pemain-pemain dari Brasil dan Argentiona ke Eropa melalui Portugal dan Spanyol. "Kegiatan ini merupakan kegiatan sangat berbahaya dan sangat sulit untuk mengidentifikasi dari mana datangnya uang itu dan ke mana larinya," katanya, seperti dikutip Reuters. Kepentingan politik Blatter menambahkan FIFA sangat prihatin pada politisi yang menempatkan kepentingan mereka di atas kepentingan sepakbola. "Dalam beberapa kasus suatu klub dapat digunakan sebagai kendaraan politik, seperti di Italia," katanya. "Orang-orang semakin terlibat di sepakbola untuk alasan politik di atas kepentingan sepakbola. Kita harus melindungi kemerdekaan sepakbola dan kita memerlukan bantuan politisi untuk melakukan ini." Sementara mendesak para menteri olahraga untuk memberi perhatian pada masalah pengawasan klub-klub, Blatter memunta mereka untuk mempelajari rencananya, yaitu menempatkan paling tidak enam pemain yang dibina di negerinya sendiri di setiap tim. "Ini merupakan satu cara untuk mencapai keseimbangan di berbagai klub dan liga," katanya. "Yang kami perlukan ialah mempelajarinya dan bukan hanya mengatakan rencana itu tidak akan berhasil. Klub-klub mungkin perlu diberi insentif untuk melatih dan mengembangkan para pemain muda mereka sendiri daripada hanya mengontrak pemain yang sudah jadi. "Identitas lokal dan nasional tidak akan ada bila ada 11 pemain dari berbagai negara. Dalam satu pertandingan di liga Italia musim lalu, Inter Milan hanya menurunkan seorang pemain Eropa dari 11 pemain di lapangan," kata Blatter. "Sudah barang tentu hal itu tidak akan memuaskan klub-klub besar, tetapi mungkin membantu meralat ketidakseimbangan finansial," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006