Caracas (ANTARA News) - Presiden Nicolas Maduro mengklaim bahwa sanksi terbaru AS yang disebutnya bodoh, justru akan membuat para pejabat militer makin loyal kepadanya.
"Sanksi ini adalah ancaman, untuk membuktikan apakah bisa menjatuhkan moral para pemimpin angkatan bersenjata kita. Pada Maret, saya telah mengumumkan bahwa kami berhasil meredam kudeta, berkat loyalitas para pemimpin kita," kata Maduro dalam satu pidato di Caracas.
Sanksi AS yang lebih keras telah membekukan asset dan menolak visa para pejabat Venezuela yang bertanggung jawab dalam kekerasan dan penahanan politik yang dipicu oleh demonstrasi.
"Pernahkah kalian mendengar arogansi semacam itu," kata Maduro dengan marah. "Seolah-olah kita peduli pada visa masuk ke Amerika Serikat, idiot!".
Sabtu waktu setempat, Maduro mengungkapkan keterlibatan Kedubes AS dalam persekongkolan menggulingkan dia dengan memanfaatkan sebuah pesawat militer Venezuela untuk membom Caracas.
"Para perancang kudeta berusaha mendapatkan sebuah pesawat di sini atau membawanya ke sini, dengan tag Venezuela," kata Maduro. "Sasaran pemboman nomor satu adalah (saluran berita negara dan regional) Telesur...lalu kementerian pertahanan, kemudian istana kepresidenan."
"Saya bisa bilang pada kalian, wahai para pejabat Kedubes AS, satu per satu, saya tahu siapa yang bersekongkol. Dan saya bisa bilang Anda begini, andai pun sanksi-sanksi bodoh itu bertujuang untuk sesuatu hal, maka itu hanya akan memperkuat perlawanan para pejuang kami."
Rabu lalu, Kongres AS memberikan persetujuan finalnya untuk sanksi baru kepada para pejabat Venezuela yang dituduh melanggar HAM para demonstran antipemerintah tahun inim demikian Reuters.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014