Pemerintah akan menjaga agar warga tetap berada dalam rumah selama Natal, hari diskon, dan Tahun Baru

Dakar/Freetown (ANTARA News) - Sierra Leone berencana melarang penyelenggaraan pesta dan perayaan lain selama libur Natal dan Tahun Baru guna meningkatkan upaya pencegahan penyebaran Ebola di negara Afrika Barat.

Sierra Leone berupaya menekan penyebaran virus penyebab demam berdarah itu dengan peningkatan terus jumlah korban di Afrika Barat, sebagian akibat lonjakan angka paparan di negara tersebut.

Berdasarka atas data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jumat, jumlah korban tewas akibat penyakit tersebut mencapai 6.583 orang di tiga negara Afrika Barat -Guinea, Sierra Leone, dan Liberia-- dari 18.188 kasus.

"Pemerintah akan menjaga agar warga tetap berada dalam rumah selama Natal, hari diskon, dan Tahun Baru," kata Jarrah Kawusu-Konte, jurubicara kepresidenan Sierra Leone.

Ia mengatakan kepada Reuters bahwa pemerintah akan mengerahkan tentara di seluruh negara untuk menegakkan kebijakan itu, termasuk larangan untuk menyelenggarakan pesta dan perayaan lain.

"Kalau anda membuat pesta, risikonya sangat tinggi. Kami khawatir untuk memutus rantai penularan melalui pesta dan perkumpulan-perkumpulan," kata Kawusu-Konte. Ia tidak menyebutkan tanggal pasti pelarangan itu akan diberlakukan.

Disamping larangan melakukan perkumpulan, otoritas Sierra Leone juga berencana meningkatkan respon Ebola di dalam dan sekitar ibukota Freetown, yang bertujuan mencegah peningkatan infeksi Ebola.

Selama beberapa pekan, sebagian besar kasus infeksi terjadi di dalam dan sekitar Freetown. Setidaknya lebih dari lima kawasan di barat dan timur Freetown akan menjadi sasaran utama, dimana pada pakar epidemiologi mengatakan warga yang sakit masih menolak lapor ke pusat-pusat pengobatan.

Data WHO yang dipublikasikan Jumat menunjukkan, ada sekitar 8.086 kasus di Sierra Leone dengan jumlah kematian mendekati angka 1.900 orang.

Peningkatan operasi tanggap selama sebulan yang akan dimulai pada Rabu itu bertujuan memperkuat respon negara tersebut, terutama dalam melacak warga terinfeksi Ebola, kata kepala Pusat Tanggap Ebola Nasional (NERC) Sierra Leone, Palo Conteh.

"Kami ingin membawa warga terinfeksi keluar rumah dan membawanya ke pusat-pusat pengobatan, yang akan dibuka lebih banyak lagi minggu depan," kata Conteh.

Koordinator NERC Stephen Gaojia mengatakan akan dilakukan kunjungan ke setiap rumah karena masih ada warga yang sekarat di rumah dan menolak melapor ke fasilitas kesehatan saat terinfeksi.

Ia menambahkan, sebanyak 900 tempat tidur akan disediakan untuk menampung pasien dalam upaya menurunkan angka penularan di kawasan barat setelah Tahun Baru dan benar-benar menghentikan penularan Ebola.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014