Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah sebesar 95 poin menjadi Rp12.445 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.350 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah kembali terkoreksi menembus level Rp12.400 per dolar AS dipicu kejatuhan harga minyak mentah dunia yang di bawah level psikologis 60 dolar AS per barrel," kata pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, Indonesia yang merupakan salah satu negara pengekspor komoditas akan terganggu kinerjanya akibat pelemahan harga minyak dunia itu karena akan memicu kekhawatiran sektor pertambangan lainnya seperti batu bara dan logam.
Ia menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar uang sepertinya juga kecewa dengan kebijakan Bank Indonesia yang tidak menaikan suku bunga acuan di tengah tingginya ekspektasi inflasi pada Desember dan pada 2015.
Di sisi lain, lanjut dia, data penjualan ritel dan klaim tunjangan pengangguran Amerika Serikat dirilis lebih bagus dari perkiraan, situasi itu menegaskan berlanjutnya pemulihan ekonomi Paman Sam sehingga membuat permintaan dolar AS meningkat.
"Fluktuasi rupiah cukup lebar, diharapkan Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan agar mata uang rupiah stabil," katanya.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa membaiknya data ekonomi Amerika Serikat itu membuat investor khawatir menjelang pertemuan Federal Reserve pada 18 Desember mendatang, bank sentral AS akan sinyalkan kesiapan untuk memulai kenaikan suku bunga di 2015 lebih cepat.
Selain itu, ia mengatakan investor juga terlihat waspada menjelang publikasi serangkaian data Tiongkok yang melambat di bulan November. Data Tiongkok menegaskan ancaman berlanjutnya perlambatan ekonominya yang dapat menggerus outlook ekspor Indonesia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (12/12) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp12.432 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (11/12) di posisi Rp12.336 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014