Sao Paulo (ANTARA News) - Sekitar 10 ribu orang berpartisipasi dalam sebuah Parade Hitam Sao Paulo, Senin, untuk merayakan hari libur nasional guna menghormati nenek moyang orang Brazil yaitu para budak Afrika. Ratusan kota di negara-negara Amerika Latin merayakan "Hari Nasional Kesadaran Kulit Hitam" untuk memperingati kematian Zumbi, seorang budak pelarian yang membangun komunitas mandiri bagi masyarakat kulit hitam di sebelah timur laut kota Palmares, yang ia pimpin sampai kematiannya pada 20 November 1965. Warga keturunan Afrika di Brazil berjumlah sekitar 48,2 persen dari populasi total Brazil yang berjumlah lebih dari 185 juta orang. Parade utama tersebut dimulai tidak jauh dari Museum Seni Moderen Sao Paulo (MASP) dengan menampilkan pertunjukan gulat, musik serta tarian yang berasal dari kebudayaan Afrika. Dalam acara serupa, para pemimpin Gerakan Mempertahankan Hak Asasi Kulit Hitam Brazil menunjukkan beberapa data yang menyoroti berbagai permasalahan yang tengah dihadapi oleh komunitas kulit hitam di Brazil hingga saat ini. Sebuah penelitian yang dikeluarkan hari Jumat menunjukkan, masyarakat kulit hitam dan kulit campuran yang dikenal sebagai kaum mestizo, memiliki tingkat pengangguran tertinggi di negara itu dan juga sangat sulit untuk tetap bertahan di sekolah atau melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas. Penelitian tersebut dilakukan oleh Institut Geografi dan Statistik Brazil (IBGE) pada enam daerah metropolitan terbesar di Brazil. Penelitian tersebut menunjukkan pekerja kulit hitam dan pekerja keturunan campuran mendapatkan penghasilan rata-rata 306 dollar AS per bulan pada September, sekitar setengah dari apa yang dihasilkan oleh warga kulit putih. Lebih jauh lagi, para pekerja kulit putih di Brazil rata-rata mengenyam pendidikan sekolah selama 8,7 tahun sedangkan masyarakat kulit hitam serta keturunan campuran selama 7,1 tahun. Jika 25,5 persen orang kulit putih Brazil yang berusia diatas 18 tahun dapat melanjutkan studi ke universitas, maka warga keturunan Afrika hanya sebesar 8,2 persen. Walaupun begitu, penelitan terbaru telah menunjukkan, proporsi dari warga keturuan Afrika di beberapa Universitas Brazil -yang selama 10 tahun mengalami stagnasi pada angka 18 persen- sejak tahun 2001 mengalami kenaikan konstan dan saat ini berjumlah sekitar 30 persen, demikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006