Kalkuta, India (ANTARA News) - India hari Selasa meningkatkan keamaman atas jaringan kereta relnya dan di sepanjang perbatasannya dengan Banglades sesudah ledakan kuat di kereta di India timur menewaskan tujuh orang dan melukai sedikit-dikitnya 70 orang. Ledakan pada Senin malam itu menghantam dua gerbong di dekat stasiun terpencil di daerah bergolak akibta pemberontakan di negara bagian Bengala Barat, sekitar 665 kilomter utara Kolkata, ibukota negara bagian tersebut. Polisi menyatakan pemberontak India dari Kubu Pembebasan Asom Bersatu (ULFA) di Assam, negara tetangga India, dan gerombolan pemberontak setempat, Perhimpunan Pembebasan Kamtapur (KLO), kemungkinan berada di balik pemboman itu. "KLO betahun-tahun berpengaruh di daerah itu dan bergiat kembali," kata Tapas Kumar Das, perwira utama polisi terlibat dalam penyelidikan itu. Pejabat perusahaan kereta rel menyatakan ratusan polisi ditempatkan di stasiun dan kereta di seluruh negeri dan pemeriksaan keamanan serta penggeledahan akan lebih digiatkan. KLO, dibentuk tahun 1995, menuntut kemerdekaan Kamtapur dan diduga berkaitan dengan pemberontak ULFA, yang sudah hampir tiga dasawarsa berjuang untuk kemerdekaan Assam. Pejabat menyatakan pemberotak KLO, seperti anggota ULFA, memakai Banglades sebagai tempat berlindung. Pasukan Keamanan Perbatasan India menyatakan kesiagaan diterapkan di sepanjang tapal batas Banglades, yang panjang dan rawan, sesudah ledakan itu dan ronda ditingkatkan. Orang diduga pemberontak membom kereta penumpang di megara bagian Bengala Barat, India timur, Senin malam, menewaskan sedikit-dikitnya 12 orang dan mencederai 66 lagi, kata media. Sejumlah saksi mengatakan kepada saluran berita CNN-IBN bahwa 12 mayat ditemukan setelah ledakan itu menghancurkan satu gerbong padat itu di stasiun terpencil di utara Jalpaiguri, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006