Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer di Jakarta, Selasa, meresmikan Pusat Permohonan Visa Australia (Australia Visa Application Centre/AVAC) secara langsung. "Kami ingin membuat kemudahan bagi semua orang yang ingin pergi ke Australia," ujar Bill Farmer setelah acara peresmian. Menurut dia, setiap tahun lebih dari 60 ribu visa dikeluarkan bagi warganegara Indonesia yang akan bepergian ke Australia. "Australia adalah salah satu negara tujuan utama bagi banyak warga Indonesia untuk melanjutkan pendidikan dan juga sebagai tujuan usaha dan wisata," katanya. Farmer mengatakan, dengan dibukanya kantor itu berarti permohonan visa dapat diajukan secara langsung oleh setiap orang tanpa harus melalui agen perjalanan. Itu berarti akan mempercepat proses pengiriman. "Setelah peristiwa 11 September di New York, memang sulit untuk mengurus `individual application visa` ke kedutaan besar Australia. Oleh karena itu masyarakat harus mengurusnya melalui agen perjalanan," kata dia. Menurut Farmer, pusat pembuatan visa itu baru diresmikan sekarang, karena itu adalah salah satu program pemerintah Australia melalui kedutaan besarnya untuk memberikan kemudahan kepada siapa saja yang ingin bepergian ke Australia terutama para pelajar. "Pusat visa ini juga terdapat di lima wilayah di dunia dan sekarang Indonesia mendapat kesempatan untuk memiliki pusat pembuatan visa ini," kata Farmer. Farmer juga mengatakan bahwa mitos yang mengatakan bahwa sulit untuk memperoleh visa ke Australia adalah tidak benar karena 97 persen dari semua permohonan visa yang masuk disetujui, sementara itu sisanya adalah permohonan yang tidak memenuhi persyaratan administrasi. "Untuk membuat visa bisnis dapat diperoleh dalam waktu tiga hari, dan visa turis dapat diselesaikan dalam waktu lima hari," katanya. Pusat Permohonan Visa Australia yang berada di Plaza Abda, lantai 22, Jl Jendral Sudirman, Kav 59, Jakarta, tersebut beroperasi dari pukul 08:30 sampai pukul 16:00 WIB dari Senin hingga Jumat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006