Sebenarnya banyak titik longsor di lima kecamatan itu, namun minimnya alat pendeteksi dini membuat petugas harus siap siaga untuk memantau beberapa lokasi...
Jember (ANTARA News) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencatat sebanyak lima kecamatan di kabupaten setempat rawan bencana tanah longsor.
Kepala BPBD Jember, Suhanan, Jumat, mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah kecamatan yang berpotensi terjadinya bencana tanah longsor dan banjir.
"Sedikitnya lima dari 31 kecamatan di Jember merupakan daerah rawan longsor yakni Kecamatan Arjasa, Silo, Patrang, Bangsalsari, dan Panti," tuturnya.
Menurut dia, kecamatan tersebut berada di lereng Pegunungan Hyang Argopuro, sehingga masyarakat diminta waspada terhadap potensi tanah longsor di kawasan setempat.
"BPBD Jember memiliki sedikitnya tiga alat ekstensometer yang merupakan alat pendeteksi dini terhadap bahaya longsor yang dipasang di Kecamatan Panti, Patrang, dan Silo," ungkapnya.
Alat tersebut, lanjut dia, berfungsi sebagai pendeteksi dan pengukur adanya pergerakan ataupun pergeseran permukaan tanah yang bisa dipantau dari Kantor BPBD.
"Sebenarnya banyak titik longsor di lima kecamatan itu, namun minimnya alat pendeteksi dini membuat petugas harus siap siaga untuk memantau beberapa lokasi yang tidak terpasang ekstensometer itu," paparnya.
Ia menjelaskan bencana longsor sudah menerjang di dua kecamatan di Jember, sehingga pihak BPBD Jember menetapkan status siaga bencana banjir dan longsor sejak pekan ini.
Hujan deras yang mengguyur Jember menyebabkan empat rumah di Desa Badean, Kecamatan Bangsalsari dan satu rumah di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, tertimbun tanah longsor hingga kondisi rumah mereka rata dengan tanah, Jumat (5/12).
Tidak ada korban jiwa dalam bencana longsor tersebut, namun kerugian material diprediksi mencapai puluhan juta rupiah karena rumah mereka sudah tidak bisa ditempati.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014