Jerusalem (ANTARA News) - Kepala tentara Israel telah melancarkan penyelidikan terhadap penggunaan bom curah oleh militer di Libanon, menyusul laporan media bahwa ia tidak mengizinkan penggunaan secara luas amunisi kontroversial itu dalam pertempuran. Tentara Israel mengatakan dalam satu pernyataan Senin bahwa Letnan Jenderal Dan Halutz telah menunjuk satu komisi penyeldikan yang dipimpin oleh seorang pejabat berpangkat tinggi yang akan "memeriksa pelaksanaan semua perintah dan instruksi berkenaan dengan penggunaan amunisi tipe curah (dalam perang itu)". Pernyataan itu mengatakan bahwa penemuan tersebut akan disampaikan pada Penyokong Umum Militer yang kemudian akan memutuskan mengenai apa tindakan yang akan diambil. "Penggunaan bom curah, saya tidak akan mengatakannya sebagai mengejutkan, itu lebih banyak mengecewakan," Halutz, kepala staf pasukan bersenjata Israel, mengatakan pada Radio Tentara dalam satu kunjungan ke sebuah markas militer di dekat Tel Aviv. "Kita harus memeriksa apakah instruksi itu jelas, saya yakin demikian," ia menambahkan. Ia menolak merinci mengenai sifat instruksi itu, yang media Israel katakan telah melarang penggunaan secara luas bom curah dalam pertempuran musim panas lalu dengan gerilyawan Hizbullah Libanon. Humas Rights Watch menuduh Israel telah menggunakan bom curah di daerah berpenduduk dalam perang itu, yang mana 1.200 warga Libanon dan 157 orang Israel tewas. Ledakan bom klaster yang terlambat telah menewaskan lebih dari 20 warga Libanon dan melukai 70 orang yang lain sejak pertempuran berakhir dengan gencatan senjata yang diperantarai-PBB pertengahan Agustus lalu. Bom curah merupakan bom-bom kecil yang dikeluarkan dari sebuah proyektil dan menyebar serta diperkirakan meledak saat menghantam tanah. Banyak bom yang tidak meledak, bagaimanapun. Televisi Israel mengatakan Minggu satu penyelidikan militer menunjukkan sejumlah penembak artileri telah melanggar perintah Halutz dalam menembakkan bom curah di Libanon selatan dalam perang yang dipicu oleh penangkapan 12 Juli dua serdadu Israel dalam satu serangan lintas-perbatasan itu, demikian Reuters.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006